Globalisasi bukan hanya berkaitan dengan pergerakan hal yang tangible seperti banyak perusahaan atau produk asing yang masuk ke negara lain, tetapi juga yang bersifat intangible seperti budaya. Perusahaan multinasional yang membuka cabang perusahaan di negara lain biasanya akan mengirimkan manajer untuk memimpin cabang perusahaan tersebut. Manajer ekspatriat akan membawa budaya dari negara asalnya dalam memimpin karyawan di host country namun perbedaan budaya ini dapat membuat terjadinya kesalahpahaman budaya. PT. Morning Dew Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang memiliki manajer ekspatriat yang berasal dari Korea Selatan dan karyawan Indonesia. Penelitian ini melihat bagaimana budaya yang ada di PT Morning Dew Indonesia menggunakan teori 9 (sembilan) dimensi budaya GLOBE dan gaya kepemimpinan manajer Korea serta perbedaan budaya dan sikap dalam menghadapi perbedaan budaya tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu studi kasus dengan melakukan observasi dan wawancara kepada dua manajer Korea dan tiga karyawan Indonesia PT. Morning Dew Indonesia. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa dimensi GLOBE: power distance, humane orientation, in-group collectivism, dan performance orientation di PT Morning Dew Indonesia relatif tinggi sedangkan dimensi uncertainty avoidance, institutional collectivism, dan future orientation tinggi, dimensi assertiveness relatif rendah, dan dimensi gender egalitarianism rendah. Dari sembilan dimensi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh manajer Korea adalah team-oriented leadership. Perbedaan budaya antara Korea dan Indonesia disikapi dengan sama-sama menyesuaikan diri namun lebih cenderung menyesuaikan kepada budaya Korea. |