Anda belum login :: 08 Jun 2025 10:15 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Proses Pembentukan Komitmen Organisasi Normatif pada Anggota Mahasiswa Pecinta Alam Jakarta
Bibliografi
Author:
Zelig, Nelson
;
Tunjungsari, Laurensia Harini
Topik:
komitmen normatif
;
mapala
;
ormawa
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2019
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
2014070188 NELSON ZELIG - LAURENSIA HARINI TUNJUNGSARI - PROSES PEMBENTUKAN KOMITMEN ORGANISASI NORMATIF ANGGOTA MAHASISWA PECINTA ALAM JAKARTA - 22 FEBRUARI 2019.pdf
(2.19MB;
22 download
)
Abstract
Dalam penelitian organisasi mahassiwa yang dilakukan di UNIKA Atma Jaya, organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) tercatat memiliki tingkat komitmen organisasi paling tinggi di antara organisasi mahasiswa lainnya walaupun menggunakan proses sosialisasi organisasi tipe divestitur yang justru terbukti berkorelasi negatif dengan komitmen organisasi. Untuk mendalami keunikan hubungan sosialisasi organisasi tipe divestitur di MAPALA dengan komitmen organisasi normatif, penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan proses pembentukan komitmen organisasi secara khusus pada komponen komitmen organisasi normatif anggota MAPALA Jakarta. Komitmen organisasi normatif adalah keadaan psikologis yang mengikat seorang individu terhadap organisasi, dan dibentuk oleh perasaan akan kewajiban bertahan dalam organisasi. Komitmen organisasi normatif dibentuk melalui karakteristik sosialisasi individu dan kontrak psikologis anggota terhadap organisasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk wawancara. Wawancara yang dilakukan menggali proses pembentukan komitmen normatif. Wawancara dilakukan kepada 4 subjek dengan mempertimbangkan 2 kelompok variasi, organisasi dengan retensi bervariasi, dan komitmen bervariasi. Wawancara dilakukan dua kali kepada masing-masing keempat subjek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi organisasi dan kontrak psikologis adalah dua faktor pembentuk komitmen organisasi yang ditemui pada keempat subjek, dalam bentuk yang berbeda-beda. Sementara kemunculan sosialisasi keluarga pada dua subjek justru menjadi faktor penghambat terbentuknya komitmen organisasi. Tipe sosialisasi organisasi divestitur yang diberikan kepada anggota MAPALA memberikan hasil yang berbeda. Kedua subjek laki-laki memiliki penerimaan baik terhadap sosialisasi yang diberikan karena tidak memiliki pertentangan terhadap sosialisasi organisasi yang diterima. Subjek perempuan memiliki pertentangan dengan sosialisasi organisasi yang diterima dikarenakan kondisi ekonomi dan sosialisasi keluarga yang bertentangan. Subjek perempuan lain memiliki pertentangan karena sosialisasi keluarga bertentangan dengan sosialisasi organisasi yang diterima. Proses sosialisasi ini menghasilkan dua jenis komitmen organisasi yang berbeda. Subjek laki-laki memiliki komitmen organisasi normatif yang tinggi terhadap organisasi dengan keseluruhan komitmen organisasi normatif tinggi, sedangkan subjek perempuan memiliki komitmen organisasi normatif yang tinggi terhadap angkatan dengan keseluruhan komitmen organisasi rendah.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.078125 second(s)