Abstrak Anastasia Debby (2013-070-119) Faktor yang Mendukung Persepsi Positif Corporal Punishment oleh Orangtua Muda di Paroki Yakobus, Jakarta Vii + 76 halaman + tabel + gambar Bibliografi 27 (1968-2016) Kata kunci: corporal punishment, pendidikan anak, hukuman fisik Penelitian ini bertujuan menggambarkan faktor-faktor yang memengaruhi persepsi positif terhadap corporal punishment oleh orangtua muda. Penelitian dilakukan di Paroki Yakobus, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Walaupun penggunaan corporal punishment telah dilarang pemerintah Indonesia sejak tahun 2004, berdasarkan respon masyarakat terhadap kasus-kasus corporal punishment di media ditemukan bahwa masih terdapat anggota masyarakat yang setuju dengan penggunaan corporal punishment dalam mendidik anak. Perlu diketahui faktor dibalik persepsi positif terhadap penggunaan corporal punishment, terutama diantara kalangan orangtua muda sebagai kalangan yang akan membesarkan generasi baru masyarakat. Menggunakan teori profil orangtua pelaku corporal punishment oleh Giles-Sims dan Lockhart (Donnelly & Straus, 2005), teori tipologi deviasi oleh Robert K. Merton (Merton, 1968), fenomena cognitive dissonance oleh Joel M Cooper dan Russel Fazio (Cooper, 2007), dan transgenerational transmission of violence akan dijelaskan faktor apa yang memengaruhi persepsi orangtua muda terhadap corporal punishment sehingga mereka menyetujui penggunaan kekerasan dalam mendidik anak. Penelitian dilakukan secara kualitatif. Sampel penelitian diambil dengan partisipasi 38 orangtua muda Paroki Yakobus, Jakarta Utara mengisi kuesioner untuk mendapatkan gambaran persepsi orangtua muda terhadap penggunaan corporal punishment dalam mendidik anak. 38 orang partisipan mengisi kuesioner Persepsi Orangtua Muda terhadap Corporal Punishment yang diadaptasi dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia dari penelitian serupa oleh Karaj yang dilaksanakan di Albania. Dari data kuesioner 38 partisipan, dipilih 3 orang subjek yang memiliki nilai kuesioner tinggi untuk penelitian kualitatif. Nilai kuesioner yang tinggi menandakan persepsi positif terhadap penggunaan corporal punishment untuk mendidik anak. Penelitian dengan metode kualitatif menggali persepsi positif orangtua muda terhadap corporal punishment dan faktor dibalik persepsi tersebut. Ketiga subjek tahap kualitatif merupakan anggota Paroki Santo Yakobus, Kelapa Gading, Jakarta Utara dan berlatar belakang sosial-ekonomi menengah keatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil orangtua tidak memengaruhi persepsi orangtua muda terhadap penggunaan corporal punishment sementara latar belakang corporal punishment pada masa kecil partisipan berperan besar dalam membentuk persepsi positif orangtua muda terhadap corporal punishment. Konsep transgenerational transmission of violence dan cognitive dissonance tampak pada para subjek, dimana pengalaman pribadi terkait corporal punishment beserta dengan penggunaan corporal punishment di lingkungan sekitar mendorong mereka untuk menjustifikasi penggunaan corporal punishment. |