Keberhasilan seorang pemain futsal dalam pertandingan ditentukan oleh performanya saat pertandingan berlangsung. Kemudian, performa pemain juga akan memengaruhi prestasi tim. Salah satu situasi penentu dalam pertandingan futsal adalah situasi adu penalti. Kegagalan dalam situasi adu penalti berpengaruh terhadap prestasi pemain dan tim. Salah satu faktor yang memengaruhi pemain futsal saat melakukan tendangan di situasi adu penalti adalah competitive anxiety yang dialami setiap orang dalam situasi kompetitif. Individual differences, stresor eksternal, gejala anxiety dan cara coping yang dialami individu dapat bervariasi satu sama lain. Maka, penelitian ini dilakukan untuk memahami gambaran dinamika competitive anxiety yang dialami oleh pemain yang gagal melakukan tendangan di situasi adu penalti. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif terhadap lima orang pemain futsal (tiga pemain yang terlibat klub profesional dan dua pemain klub amatir). Proses pengambilan data dilakukan melalui tahap wawancara retrospektif menggunakan panduan wawancara semi terstruktur. Partisipan penelitian merupakan pemain yang tergabung dan aktif dalam tim futsal serta pernah mengalami kegagalan saat melakukan tendangan di situasi adu penalti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh partisipan merasakan stresor saat waktu pertandingan reguler, tetapi tidak semua partisipan merasakan gejala competitive anxiety. Kemudian, di situasi adu penalti semua partisipan merasakan stresor terutama dari tekanan performa, penonton, dan kiper lawan. Seluruh partisipan juga mengalami gejala competitive anxiety terutama dalam bentuk gangguan konsentrasi. Bentuk coping yang dilakukan juga cenderung serupa, yaitu mengabaikan lingkungan, menentukan titik tendangan, dan memfokuskan pikiran (problem-focused coping). Berdasarkan penelitian ini ditemukan bahwa pemain tidak memiliki psychological skill yang baik untuk mengatasi gejala anxiety yang dirasakan. |