Latar Belakang: Tidur merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan keseharian. Tidur berfungsi sebagai periode istirahat bagi tubuh dan konsolidasi memori. Faktor umur dan status menopause mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Seorang lansia perempuan yang sudah menopause memiliki kualtias tidur yang lebih buruk dibandingkan yang belum menopause.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan potong lintang. Sampel penelitian diambil dari lansia perempuan di Jakarta yang berada pada tahap pascamenopause awal dan pascamenopause akhir (n=112) yang dipilih dengan metode systematic random sampling. Status menopause diukur menggunakan STRAW dan kualitas tidur diukur menggunakan kuisioner PSQI. Hasil status menopause dan kualitas tidur tersebut diolah menggunakan program SPSS dengan metode uji Mann-Whitney.
Hasil: Rata-rata usia perempuan pada tahap pascamenopause awal 56.8 ± 2.4 tahun dan pascamenopause akhir 60 ± 3.3 tahun. Keluhan umum menopause yang dialami responden adalah badan terasa panas, berkeringat dan jantung berdebar (14.28%), merasa resah dan tidak nyaman (7.1%), merasa tertekan, sedih, mudah menangis dan tidak bergairah (11.61%), merasa lelah secara fisik dan mental (32.14%), dan keluhan lainnya (32.14%). Hasil uji Mann-Whitney adalah tidak terdapat hubungan antara pascamenopause awal dan pascamenopause akhir dengan kualitas tidur (p = 0.543, p >0.05).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara pascamenopause dengan kualitas tidur. |