Latar Belakang: Relasi keluarga memegang peranan dalam pembentukan self-esteem pada remaja, termasuk remaja dengan gangguan bipolar Tujuan: Mengidentifikasi hubungan relasi keluarga dengan self-esteem pada siswa SMA dengan risiko gangguan bipolar di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode potong lintang pada siswa SMA dengan risiko gangguan bipolar di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara. Responden mengisi kuesioner demografi, Family Adaptability Cohesion Evaluation Scale (FACES-III), dan Rosenberg Self-Esteem Questionaire (RSEQ). Data demografi diolah secara deskriptif. Data Relasi keluarga dan self-esteem diolah secara bivariate analitik (chi-square).
Hasil: Sebanyak 96,6% responden didapatkan dengan risiko gangguan bipolar tipe I dan 3,4% tipe II. Relasi keluarga mid-range sebanyak 33% dan extreme 10,8%. Didapatkan pula 12,8% responden dengan self-esteem rendah. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara relasi keluarga (p=0,07) dengan self-esteem pada responden.
Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang bermakna antara relasi keluarga dengan self-esteem pada remaja dengan risiko gangguan bipolar. |