Latar Belakang: Kemampuan membaca yang baik diperlukan oleh mahasiswa, terutama mahasiswa kedokteran. Penggunaan media pembelajaran berupa media digital dapat memengaruhi kecepatan membaca dan pemahaman membaca. Jenis kelamin juga diduga dapat memengaruhi kecepatan membaca dan pemahaman membaca.
Metode Penelitian: Desain penelitian adalah analitik numerik berpasangan. Jumlah sampel 32 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, angkatan 2015. Setiap responden membaca 2 bacaan, satu pada media cetak dan satu pada media digital. Media cetak yang digunakan adalah kertas HVS putih ukuran A4. Media digital yang digunakan adalah komputer, yang dibaca dengan menggunakan program Adobe Reader. Kedua bacaan disajikan dengan ukuran tulisan 12, jenis tulisan Times New Roman spasi antar bacaan 1,5. Setelah membaca masing-masing bacaan, responden diberikan 20 pertanyaan untuk masing-masing bacaan. Data yang normal dianalisis dengan uji t berpasangan dan yang tidak normal diuji dengan analisis Wilcoxon. Pengaruh dari jenis kelamin untuk data normal dianalisis dengan uji t tidak berpasangan dan yang tidak normal dianalisis dengan tes Mann-Whitney U. Interval kepercayaan 95% ( a = 0,05).
Hasil: Dari hasil perhitungan kecepatan membaca pada media cetak dan media digital, terdapat perbedaan namun tidak bermakna. Nilai pemahaman membaca mahasiswa pada media cetak dan media digital juga terdav pat perbedaan, namun tidak bermakna. Pada perbandingan menurut jenis kelamin, tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kecepatan membaca dan pemahaman membaca.
Kesimpulan: Media pembelajaran tidak memengaruhi kecepatan membaca dan pemahaman membaca. Jenis kelamin juga tidak memengaruhi kecepatan membaca dan pemahaman membaca. Meskipun begitu, diduga pemahaman membaca yang rendah dipengaruhi oleh kecepatan membaca yang rendah. Dengan meningkatkan kecepatan membaca mahasiswa, baru dapat dipastikan apabila media digital dapat meningkatan pemahaman membaca atau tidak.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan perilaku menjaga kebersihan genitalia dan kejadian kanker serviks pada wanita yang telah menikah (18-60 tahun) di Pulau Siberut, Mentawai tahun 2017.
Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Sampel berjumlah 36 wanita (24 – 48 tahun)diwawancarai menggunakan kuesioner untuk memperoleh informasi perilaku menjaga kebersihan genitalia dan diperiksa menggunakan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk mendeteksi lesi pra-kanker serviks / IVA positif. Data dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan metode Fisher’s Exact.
Hasil:Secara keseluruhan, higiene genitalia personal, menstruasi, serta pra- dan pasca-koitusbaik, kecuali perilaku mengeringkan genitalia pasca-miksi (36,1%) dan arah tangan dalam mencuci genitalia dari depan ke belakang (25,0%).3 responden (8,3%)ditemukan IVA positif.Secara statistik, tidak terdapat hubungan bermakna antara perilaku menjaga kebersihan genitalia dan kejadian kanker serviks (IVA positif) (p>0,05).
Kesimpulan:Tidak terdapat hubungan antara perilaku menjaga kebersihan genitaliadan kejadian kanker serviks (IVA positif) pada wanita yang telah menikah (18-60 tahun) di Pulau Siberut, Mentawai tahun 2017. |