Anda belum login :: 05 Jun 2025 07:07 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi Dan Pembawa Sifat Talasemia-ß pada Penapisan Awal Talasemia Mahasiswa FKUAJ Angkatan 2014 - 2017
Bibliografi
Author:
Sahiratmadja, Edhyana Kusumastuti
(Advisor);
Dewi, Apriliani Puspa
;
Nainggolan, Ita Margaretha
(Advisor)
Topik:
mikrositosis
;
hipokrom
;
anemia defisiensi besi (IDA)
;
pembawa sifat talasemia(ß-TT)
;
skrining talasemia
;
indeks pembeda
;
Indonesia
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Program Studi Sarjana Kedokteran - Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2018
Jenis:
Theses - Karya Tulis Ilmiah Kedokteran (KTI-FK) - Registration of Karya Tulis Ilmiah Kedokteran
Fulltext:
Apriliani Puspa Dewi_RegKTI_2018.pdf
(1.42MB;
34 download
)
Abstract
Latar Belakang: Anemia defisiensi besi(IDA) dan pembawa sifat talasemia-ß (ß–TT) merupakan penyebab terumum mikrositosis dan hipokrom. Tidak hanya Indonesia yang merupakan salah satu negara di area sabuk talasemia dengan kewaspadaan yang rendah akan penyakit ini tetapi juga kejadian anemia defisiensi besi masih sangat banyak. Masih merupakan tantangan untuk membedakan kedua keadaan tersebut bila tidak ada alat pemeriksaan yang memadai dan biaya yang cukup untuk pemeriksaan lanjutan yang lebih mahal. Namun saat ini sudah dikembangkan indeks pembeda untuk membedakan kedua keadaan dengan menggunakan indeks eritrosit. Penelitian ini dilakukan untuk mencari prevalensi IDA dan ß-TT pada mahasiswa kedokteran di Jakarta, Indonesia menggunakan indeks eritrosit dan indeks pembeda tersebut.
Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prevalensi IDA dan ß–TT pada mahasiswa kedokteran di Jakarta, Indonesia dengan menggunakan indeks eritrosit dan indeks pembeda Mentzer, Green & King dan RDW
Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif observasional dengan desain cross sectional. Sampel yang diambil sejumlah 88 orang (18-21 tahun) di Fakultas Kedokteran Universitas Kedokteran Atma Jaya. Pengambilan data dilakukan dengan mengambil darah vena secara sukarela. Darah tersebut dilakukan pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan apusan darah tepi. Setelah di dapatkan responden dengan keadaan anemia mikrositik hipokrom (MCV<80 fL, MCH< 27 pg), pemeriksaan dilanjutkan dengan memasukan indeks eritrosit ke dalam rumus pembeda IDA dan ß-TT untuk mendapatkan prevalensinya. Perbandingan nilai CBC pada mahasiswa dengan IDA dan ß-TT diuji dengan uji t-test independen.
Hasil:Sebanyak 26 orang (29.5%) terdeteksi memiliki keadaan anemia mikrositik hipokrom. Prevalensi berdasarkan Indeks Mentzer untuk IDA 57.7% dan ß-TT 42.3%, Indeks Green & King untuk IDA 15.4% dan 84.6% sedangkan indeks RDW untuk IDA 46.1% dan ß-TT 53.8%. Apabila dibandingkan jumlah RBC, Hb, Ht pada responden dengan keadaan IDA lebih kecil daripada ß-TT tetapi berbalik untuk nilai MCV dan MCH (P<0.05).
Kesimpulan: Lebih dari ¼ populasi mahasiswa masih mempunyai keadaan mikrositik hipokrom dan terdapat perbedaan untuk prevalensi IDA dan ß-TT menurut indeks pembeda dan juga pada perbandingan parameter CBC.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.109375 second(s)