Detail Konsep diri pada yogi yang mempraktikkan meditasi Mindfulness di sukhesikarama mindfulness forest Selama lebih dari dua bulan Bibliografi Author: Rinaldy, Willy ; Yatim, Danny Irawan (Advisor) Topik: Konsep Diri; Yogi; Meditasi Mindfulness Bahasa: (ID )     Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2018     Jenis: Theses - Undergraduate Thesis Fulltext: Willy Rinaldy's undergraduate theses.pdf (1.84MB; 66 download) Abstract Konsep diri merupakan hal yang penting di dalam kehidupan setiap individu, karena pemahaman individu atas dirinya sendiri, akan menentukan perilakunya dalam berbagai situasi. Konsep diri individu dapat menentukan keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam berperilaku terhadap dirinya sendiri dan juga masyarakat. Konsep diri dipengaruhi oleh keadaan fisik, keluarga, sosial, maupun spiritual. Dalam hal spiritual, salah satu cara untuk meningkatkan konsep diri dan penerimaan diri dapat dilakukan dengan melakukan meditasi mindfulness. Mindfulness mampu membuat praktisi atau yogi menyadari gerak pikiran mereka sehingga membuat kesadaran diri lebih meningkat, mengembangkan rasa kasih sayang terhadap dirinya sendiri. Tugas seorang yogi ialah melakukan meditasi dengan pencatatan yang penuh kewaspadaan dari fenomena-fenomena yang terjadi baik di jasmani maupun pikiran ketika menjalankan retret meditasi mindfulness. Yogi yang melakukan mindfulness selama lebih dari dua bulan dipercaya akan mencapai tingkat magga dan phala atau kesucian dalam meditasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri pada yogi yang mempraktikkan meditasi mindfulness selama dua bulan atau lebih. Metode pengambilan data yang digunakan adalah in-depth interview dengan menggunakan purposive sampling yang dilakukan kepada dua yogi laki-laki pada usia dewasa muda yang sedang mempraktikkan meditasi mindfulness lebih dari dua bulan di Sukhesikarama Mindfulness Forest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua yogi memiliki konsep diri yang cenderung positif. Emosi negatif pada yogi ditekan, sehingga mendapatkan reinforcement yang mengarah pada emosi positif. Partisipan memiliki kontrol diri dan penerimaan diri sendiri bereaksi terhadap permasalahannya. Kedua yogi menyadari akibat buruk yang akan ditimbulkan apabila menaruh kemarahan kepada objek yang dimarah. Kedua yogi lebih berfokus pada pengasingan diri dari dunia luar. Motivasi dari kedua partisipan sama-sama memiliki tujuan demi ketenangan, tetapi memiliki pemahaman yang berbeda dalam melihat realitas. Yogi kedua lebih cenderung memperlihatkan konsep diri yang egolessness, karena pemahaman diri akan realitas di dunia yang tanpa inti. Opini Anda Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini! Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali

Copyright © 2006, 2007 Unika Atma Jaya, all rights reserved