Latar belakang: Angka populasi lansia di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Di Indonesia pada tahun 2017, jumlah populasi lansia wanita lebih banyak dibandingkan lansia pria, sehingga lansia wanita berisiko lebih tinggi mengalami penurunan fungsi kognitif.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort. Total dari 308 lansia wanita diatas 60 tahun diikuti fungsi kognitifnya rata-rata selama ±2,5 tahun. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Active Aging di Universitas Katolik Atma Jaya. Variabel bebas penelitian ini meliputi usia, pendidikan, status perkawinan, penyakit vaskuler (hipertensi, diabetes, dislipidemia, dan obesitas), APOE e4 dan jenis aktivitas fisik. Variabel terikat pada penelitian ini adalah fungsi kognitif yang diukur menggunakan Mini Mental State Examination (MMSE).
Hasil: Jumlah lansia wanita mengalami penurunan fungsi kognitif 33,3% dengan rerata usia 71,22±7,297. Dari hasil analisis, usia (p=0,028; RR=1,987), status perkawinan (p=0,028; RR=1,950), dan jenis aktivitas fisik (memasak) (p=0,027; RR=1,912) memiliki hubungan bermakna. Sedangkan, pendidikan, hipertensi, diabetes, dislipidemia, obesitas, APOE e4, jenis aktivitas fisik (menjaga cucu, membersihkan rumah, mencuci piring, menjahit, mencuci/menyetrika baju, belanja dan berkebun) dan jumlah aktivitas fisik tidak memiliki hubungan bermakna (p>0,05).
Kesimpulan: Hubungan bermakna ditemukan antara usia, status perkawinan, dan jenis aktivitas (memasak) terhadap fungsi kognitif pada lansia wanita. |