Penelitian ini ingin mengetahui mengenai hubungan antara Intellectual
Humility (IH) dengan toleransi beragama di kalangan mahasiswa. Peneliti
berharap IH dapat menjadi salah satu faktor yang meningkatkan toleransi
beragama, melihat konflik dan kriminalitas terkait agama sedang marak terjadi di Indonesia. Diharapkan, individu dengan kerendahan hati intelektual yang tinggi tidak mementingkan diri sendiri dan mau terbuka akan nilai serta ajaran yang berbeda dengannya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan positif antara IH dengan toleransi beragama.
Penelitian dilakukan menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan
correlational design. Partisipan penelitian merupakan mahasiswa aktif Unika Atma Jaya yang sedang dalam masa studi S1. Teknik sampling yang digunakan adalah quota sampling berdasarkan Fakultas yang ada di Atma Jaya. Variabel yang ingin diukur adalah Intellectual Humility (IH) dengan alat ukur Comprehensive Intellectual Humility Scale (CIHS) berdasarkan teori IH dari Krumrei-Mancuso dan toleransi beragama dengan alat ukur TOGA yang dikembangkan oleh mahasiswa Atma Jaya. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online dan mendapatkan 185 responden (Perempuan=110; M Usia= 21 tahun; 47% Kristen, 35% Katolik, 8.1% Islam, 7% Buddha, 2.9% Lainnya). Hubungan antara kedua variabel dianalisis dengan metode Spearman Correlation.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa terdapat hubungan
positif signifikan namun tergolong lemah antara IH dengan toleransi beragama. Hal ini berarti individu yang memiliki tingkat kesadaran tinggi akan keterbatasan pengetahuannya juga memiliki toleransi yang tinggi akan individu yang beragama lain. Peneliti juga menemukan adanya perbedaan terhadap tingkat IH dan toleransi beragama pada kelompok gender dan keberagaman agama di lingkungan tempat tinggal. |