Seiring berkembangnya zaman, kemajuan organisasi bergantung pada pegawai yang memiliki keinginan untuk terus meningkatkan performa pekerjaan mereka. Banyak cara yang dapat dilakukan pegawai untuk meningkatkan performa, salah satunya adalah mencari umpan balik pada atasan. Perilaku proaktif ini juga ditunjukan pada pegawai di lembaga pemerintah X. Namun, belum tentu atasan dapat memahami apa yang dibutuhkan pegawai ketika hendak mencari umpan balik. Ketika atasan menyadari apa yang dibutuhkan oleh bawahan, maka proses pencarian dan pemberian umpan balik dapat berjalan secara maksimal dengan menyesuaikan kebutuhan bawahan.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dan hasil yang didapatkan adalah gambaran dari variabel yang hendak diteliti. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada mentee lembaga pemerintah X dan mendapatkan sebanyak 178 mentee yang telah mengisi kuesioner tersebut. Kuesioner yang dibagikan hanya terdapat satu bagian dan terdiri dari 22 item, kuesioner ini mengukur motif yang dimiliki mentee dalam meminta umpan balik kepada mentor. Hasil kuesioner yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode median dan mean dari teknik Central Tendency. Penelitian ini menggunakan tiga domain dari feedback seeking motives, yaitu desire for useful information, ego defense dan defensive impression management. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata tertinggi dimiliki oleh domain desire for useful information. Hasil yang didapatkan ini menyimpulkan bahwa dari antara tiga motif tersebut, mayoritas mentee cenderung memiliki domain desire for useful information dalam sikap mencari umpan balik kepada mentor. Hal tersebut dikarenakan mentee dihadapkan pada situasi baru yang mendorong mereka untuk mencari banyak informasi guna meningkatkan kinerja. Oleh karena itu, mentor perlu memberikan umpan balik yang memiliki informasi berguna dan tidak bersifat formalitas atau normatif. |