Berbagai keluhan pegawai di Lembaga Negara X menunjukkan pegawai memiliki pandangan atau penilaian berbeda-beda mengenai sistem pengembangan karir yang dirasa kurang optimal. Pihak sistem telah memberikan informasi dan pedoman yang jelas terkait jalur karir sehingga menimbulkan gap atau kesenjangan antara pegawai dan sistem pengembangan karir. Pegawai juga memunculkan berbagai penurunan perilaku kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi terhadap sistem pengembangan karir dengan employee engagement pegawai Lembaga Negara X. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Peneliti menggunakan 4 tahap proses manajemen karir dari Noe, Hollenbeck, Gerhart, & Wright (2016) yang disusun oleh peneliti untuk mengukur persepsi terhadap sistem pengembangan karir dan Ultrech Work Engagement Scale (UWES) yang disusun oleh Schaufeli (2003) untuk mengukur employee engagement. Penelitian ini menggunakan sensus total populasi, sebanyak 120 kuesioner kembali yang digunakan sebagai sampel penelitian yaitu pegawai muda Lembaga Negara X angkatan 25 sampai 27. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap sistem pengembangan karir dengan employee engagement pegawai Lembaga Negara X. Hasil analisa tambahan menunjukkan seluruh pegawai memiliki persepsi terhadap sistem pengembangan karir dan employee engagement di kategori sedang. Selain itu, tahap feedback pada proses manajemen karir memiliki nilai rata-rata (µ) terendah. Dengan mempertimbangkan masukan pegawai mengenai minat, harapan, serta turut dilibatkan dalam perencanaan karir ke depan, dapat menyampaikan informasi terkait sistem pengembangan karir (promosi, mutasi, rotasi, dan penugasan sementara) lebih jelas dan bersifat transparan, dan lebih memperhatikan proses umpan balik yang masih kurang optimal sampai saat ini dapat menjadi saran yang bermanfaat bagi Lembaga Negara X. |