Anak tunagrahita secara fisik sama seperti anak normal lainnya, hanya saja dalam intelektual anak tunagrahita berada di bawah rata-rata anak normal atau bisa dikatakan kurang. Anak tunagrahita memiliki kecerdasan di bawah anak normal lainnya yang memerlukan penanganan khusus, karena mereka memiliki keterlambatan di dalam berfikir. Anak tunagrahita memiliki kemampuan yang tidak sesuai dengan usianya atau bisa dikatakan anak tunagrahita memiliki kecerdasan di bawah anak normal seusianya khususnya dalam membaca karena daya tanggap yang rendah anak tunagrahita mengalami kesulitan membaca. Penelitian ini bertujuan agar keterampilan membaca permulaan anak tunagrahita menjadi lebih baik dan terampil dengan mengggunakan media lempar dadu, di SDN Menteng atas 04 Pagi. Pengertian anak tunagrahita menjelaskan tentang kondisi anak yang kecerdasannya dibawah rata- rata yang ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial. Membaca merupakan aktifitas auditif dan visual untuk memperoleh makna dari symbol berupa huruf atau kata. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran , perasaan dan perhatian anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Studi kasus dalam penelitian ini menggunakan tiga subjek. Subjek penelitian adalah tiga siswa tunagrahita di SDN Menteng Atas 04. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, tes, dan wawancara. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah panduan observasi dan instrumen tes keterampilan membaca permulaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian keterampilan membaca permulaan dengan menggunakan media lempar dadu dapat dilihat pada tingkat keberhasilan anak tunagrahita dalam menggunakan media lempar dadu dan membaca huruf, suku kata, dan kata dengan benar dan tepat. Tingkat keberhasilan dapat dilihat setelah anak belajar menggunakan media lempar dadu secara berulang-ulang. Sebelum menggunakan media, keterampilan membaca anak tunagrahita masih belum memadai. Media lempar dadu merangsang keterampilan membaca permulaan anak tunagrahita agar semakin baik dalam membaca. Keterampilan membaca permulaan siswa tunagrahita setelah menggunakan media lempar dadu menjadi semakin baik. Maka dapat dilihat bahwa keterampilan membaca permulaan anak tunagrahita menjadi semakin baik yang dilihat dari volume suara, artikulasi, penggunaan intonasi yang tepat, membaca suku kata dengan lancar, membaca kata dengan tepat menggunakan media lempar dadu yang dilakukan secara berulang-ulang. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada guru bahwa media lempar dadu dapat dijadikan salah satu alternatif dalam mengajarkan membaca permulaan pada anak tunagrahita. Disarankan kepada orang tua untuk dapat mengajarkan anak dengan menggunakan media lempar dadu karena media
ini menstimulasi daya ingat anak. |