Beban yang ditanggung oleh seorang ibu tunggal tidak mudah. Perubahan yang harus dihadapi meliputi kesulitan ekonomi, sosial, dan psikologis.Tantangan terbesar lainnya yang harus dihadapi apabila ibu tunggal memiliki anak remaja yang masuk ke dalam Lembaga Pembinaan (LP). Keberadaan seorang anak yang masuk ke LP membutuhkan dukungan yang berasal dari lingkungannya, terutama dukungan yang berasal keluarga. Keberhasilan ibu tunggal untuk bangkit akan membawa dampak yang positif terhadap anak yang harus menjalani masa hukumannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran resiliensi ibu tunggal yang memiliki anak di LP yang meliputi informasi mengenai stresor yang dialami partisipan setelah menjadi ibu tunggal beserta dengan peristiwa masuknya anak ke dalam LP, dampak yang dirasakan dari tekanan, faktor protektif dan faktor risiko yang dialami, serta hasil resiliensi. Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode wawancara kepada tiga orang partisipan ibu tunggal dengan anak laki-laki yang sedang berada di LP dan telah mengalami adaptasi positif. Hasil penelitian menunjukkan stresor yang dihadapi ketiga partisipan setelah menjadi seorang ibu tunggal adalah masalah finansial, beban membesarkan anak, dan kondisi kesehatan yang memburuk. Stresor yang kembali dihadapi ketiga partisipan ketika anak masuk ke dalam LP yaitu stigma negative dari lingkungan di sekitarnya, bertambahnya beban finansial, dan hilangnya sosok anak yang turut membantu partisipan dalam kehidupan sehari-hari. Proses resiliensi dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal yang mendukung adalah keluarga, tetangga, dan lingkungan pengajian, sedangkan yang menghambat juga berasal dari keluarga dan tetangga serta kondisi ekonomi dan kesehatan yang kurang mendukung. Faktor internal yang mendukung secara signifikan adalah spritualitas, kognitif, sosial, dan emosi. Interaksi antara lingkungan dengan partisipan membantu mereka untuk menjadi individu yang resilien, terlihat dari tiga aspek yaitu penerimaan diri, adaptasi positif setelah menjadi ibu tunggal dan masuknya anak ke Lembaga Pembinaan, serta mendapatkan pembelajaran. |