Jenjang pendidikan tertinggi di Indonesia adalah perguruan tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Pada jenjang pendidikan tinggi, untuk memperoleh gelar sarjana mahasiswa diwajibkan menyelesaikan mata kuliah yang sudah menjadi kewajiban dari mahasiswa. Salah satu mata kuliah wajib yang harus dikerjakan secara mandiri yaitu tugas akhir atau skripsi. Beberapa mahasiswa mengalami kesulitan dalam penyusunan skripsi. Dalam mengatasi kesulitan, dukungan dari orangtua memiliki peran penting dalam prestasi akademis. Salah satu bentuk dukungan yang dapat diberikan orangtua adalah dengan adanya komunikasi suportif. Penelitian ini bertujuan melihat perbedaan gambaran persepsi mahasiswa mengenai komunikasi suportif orangtua. Penelitian dilakukan pada mahasiswa yang menyelesaikan skripsi kurang dari 6 bulan dan lebih dari 6 bulan di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Penelitian ini menggunakan metode mixed method yang mana pengambilan data dilakukan melalui kuesioner dan wawancara. Partisipan dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik convenience sampling. Metode kuantitatif digunakan untuk melihat perbedaan persepsi mahasiswa mengenai komunikasi suportif orangtua dalam bentuk kuesioner. Kuesioner disebar pada alumni FPUAJ angkatan 2011,2012, dan 2013. Untuk melihat perbedaan persepsi komunikasi suportif orangtua antara mahasiswa yang lulus kurang dari 6 bulan dan lebih dari 6 bulan dilakukan uji beda independent sample t-test. Metode kualitatif digunakan untuk melihat gambaran perbedaan persepsi mahasiswa mengenai komunikasi suportif. Wawancara dilakukan pada dua orang alumni FPUAJ yang menyelesaikan skripsi kurang dari 6 bulan dan dua orang alumni yang menyelesaikan skripsi lebih dari 6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai komunikasi suportif orangtua yang signifikan antara mahasiswa yang lulus kurang dari 6 bulan dan lebih dari 6 bulan. Hal ini mungkin terjadi karena rentang total skor komunikasi suportif yang diperoleh tidak terlalu berbeda antara mahasiswa. Namun, pada hasil kualitatif terlihat perbedaan gambaran persepsi mahasiswa tentang komunikasi suportif orangtua pada mahasiswa yang menyelesaikan skripsi kurang dari 6 bulan dan lebih dari 6 bulan. Diskusi penelitian membahas tentang perbedaan hasil yang diperoleh dari metode kuantitatif dan kualitatif. Selain itu, pada hasil diskusi lainnya terlihat bahwa responden yang memiliki total skor komunikasi suportif yang rendah memiliki orangtua yang keduanya bekerja, sedangkan pada mahasiswa yang total skor komunikasi suportif tinggi hanya salah satu orangtua yang bekerja. Mahasiswa yang memiliki total skor komunikasi suportif yang tinggi menyelesaikan skripsi mereka kurang dari 6 bulan, sedangkan mahasiswa yang memiliki total skor komunikasi suportif yang rendah menyelesaikan skripsi mereka lebih dari 6 bulan. Pada penelitian selanjutnya diharapkan melakukan triangulasi data dengan orangtua mahasiswa sehingga dapat memperkaya data dan hasil penelitian. |