Wanita dewasa madya yang bercerai dan berstatus janda kemungkinan akan dihadapkan oleh berbagai macam permasalahan yang diantaranya adalah ekonomi, stigma sosial, kebutuhan seksual, peran ganda, dan hidup sendiri. Berdasarkan permasalahan yang dialami ada sebagain wanita yang berkeinginan untuk menikah kembali, tetapi untuk menikah kembali memiliki banyak pertimbangan karena ia telah mengalami kegagalan dalam pernikahan sebelumnya. Keputusan untuk menikah kembali juga bukan perkara yang mudah, karena harus disertai dengan keberanian individu untuk menghadapi konsekuensi maupun masalah yang mungkin saja terjadi dikemudian hari dan berpotensi menimbulkan tekanan dan memunculkan rasa cemas. Dalam hal ini, kecemasan dipilih dikarenakan adanya keinginan dan kenyataan yang saling bertolak balakang, dimana hal tersebut dekat kaitannya dengan rasa cemas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran kecemasan yang dirasakan seperti apa, area mana saja yang terkena dampak dari kecemasan maupun jenis kecemasan yang dirasakan, serta hal apa saja yang menjadi penyebab kecemasan yang dirasakan pada wanita dewasa madya yang pernah bercerai untuk menikah kembali. Penelitian ini menggunakan teori kecemasan dari Haber dan Runyon (1984), dimana pada teori tersebut dijabarkan tentang definisi kecemasan, dimensi kecemasan dan juga jenis kecemasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pedoman wawancara yang tersusun sistematis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penyebab kecemasan yang dialami ketiga partisipan karena adanya rasa khawatir terkait pengalaman tidak menyenangkan yang dialami pada pernikahan sebelumnya. Permasalahan yang dialami ketika hidup menjada juga membuat ketiganya merasa cemas. Tidak hanya itu, adanya penolakan dari anak-anak juga membuat partisipan semakin cemas untuk menikah kembali karena merasa tidak mendapat dukungan. Jenis kecemasan yang dialami oleh ketiganya adalah specific anxiety dimana individu merasa cemas hanya pada situasi tertentu yang dalam hal ini adalah pernikahan. Dimensi kecemasan yang dialami oleh partisipan dalam penelitian juga berbedabeda dimana partisipan AH sampai pada dimensi kecemasan afektif, sedangkan partisipan RS dan NA mengalami sampai pada dimensi kecemasan somatis. |