Anda belum login :: 16 Apr 2025 22:50 WIB
Detail
BukuGambaran Proses Penemuan Makna Hidup Pada remaja Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak pria Tangerang
Bibliografi
Author: FELITA, NATALIE ; Hestyanti, Yohana Ratrin (Advisor)
Topik: Makna Hidup; Remaja; Proses Makna Hidup; Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum; LPKA Pria Tangerang
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2017    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Natalie Felita’s Undergraduate Theses.pdf (1.67MB; 62 download)
Abstract
Salah satu peristiwa tragis yang dikemukakan oleh Bastaman (1996) adalah kondisi ketika individu menerima hukuman atas kesalahan ataupun dosa yang telah dilakukan. Menjalani hukuman di penjara merupakan peristiwa tragis yang dialami oleh sebagian besar remaja di LPKA Pria Tangerang. Sebagian besar remaja yang menjalani hukuman di LPKA pernah mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan seperti kekerasan, pemalakan, hilang kebebasan, dan sebagainya. Kondisi ini menyebabkan timbulnya penghayatan tak bermakna pada sebagian besar remaja di LPKA. Penghayatan tak bermakna meliputi perasaan frustrasi, perasaan hampa, hilang arah, dan timbulnya keputusasaan. Penghayatan tak bermakna dapat membuat remaja tidak lagi bergairah dalam menjalani kehidupan. Hal ini sangat disayangkan mengingat para remaja memiliki peluang yang besar untuk meraih cita-cita dan memenuhi tujuan hidupnya.Tujuan hidup individu ternyata sangat berkaitan dengan makna hidup. Frankl sebagai tokoh yang mengembangkan konsep makna hidup menemukan bahwa sekalipun individu berada dalam kondisi yang tidak menyenangkan, makna hidup selalu dapat ditemukan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran proses penemuan makna hidup pada remaja di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Pria Tangerang. Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode wawancara. Proses penemuan makna hidup menjadi fokus dari penelitian ini untuk melihat bagaimana remaja yang semula mengalami penghayatan tak bermakna akhirnya dapat mencapai kehidupan yang bermakna. Penelitian ini melibatkan dua partisipan yang memiliki kesesuaian dengan ciri-ciri individu yang berhasil menemukan makna hidup. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses penemuan makna hidup memerlukan proses panjang dan tidak mudah seperti yang terjadi pada salah satu remaja yang menjadi partisipan dalam penelitian ini. Remaja tersebut mengalami peristiwa tragis ketika memasuki penjara akibat tuduhan dari orang lain. Penghayatan hidup tak bermakna berupa rasa frustrasi muncul sehingga dirinya berniat untuk mengakhiri hidupnya. Namun, remaja tersebut mengurungkan niatnya setelah memperoleh dukungan sosial dari petugas di LPKA. Selain itu, keimanan dan peran role model ternyata memberikan dampak besar bagi remaja tersebut dalam menemukan makna hidup. Setelah berhasil menemukan makna hidup, remaja ini mampu mengembangkan komitmen dan melibatkan diri dalam berbagai kegiatan terarah di LPKA. Pada akhirnya, remaja ini berhasil menjalani kehidupan yang lebih bermakna yaitu menjalani hidup yang bergairah untuk mencapai tujuan hidup positif yang telah ditetapkan.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.09375 second(s)