| Dengan berperilaku disiplin seorang siswa memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan prestasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang kurang disiplin. Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membentuk kedisiplinan pada siswa yaitu ukuran kelas, tata tertib, hukuman, dan program pendidikan. Salah satu program pendidikan pembentukan disiplin di Indonesia yang diselenggarakan oleh sekolah X adalah Leader In Me yang menerapkan 7 habits of highly effective people di sekolah X (Covey, Covey, Summers, & Hatch, 2014). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif non eksperimental. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 41 responden yang merupakan sebagian dari siswa kelas 5 dari sekolah X. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan alat tes 7 habits dan disiplin sekolah kepada siswa kelas 5 sekolah X. Peneliti menggunakan teknik korelasi untuk melihat apakah ada hubungan antara 7 habits dengan disiplin sekolah siswa kelas 5 sekolah X dan Setelah itu, peneliti juga menggunakan teknik korelasi untuk melihat apakah ada hubungan antara 7 habits dengan prestasi belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 7 habits, terdapat tujuh kebiasaan dan satu dasar dari 7 habits yaitu emotional bank account yang valid untuk dianalisis lebih lanjut. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 7 habits berkorelasi secara signifikan dengan disiplin sekolah. Sementara itu hanya dua kebiasaan dan satu dasar dari 7 habits yaitu be synergized dan sharpen the saw, serta emotional bank account yang berkorelasi secara signifikan dengan disiplin sekolah. Seven habits of highly effective people juga berkorelasi secara signifikan dengan prestasi belajar. Terdapat empat kebiasaan dan satu dasar dari 7 habits yaitu think win-win, seek first to understand then to be understood, synergized, dan sharpen the saw serta emotional bank account yang berkorelasi secara signifikan dengan prestasi belajar. Dari hasil penelitian ini, peneliti menyarankan untuk melakukan try out pada siswa dari sekolah yang menerima pengajaran tentang 7 habits sebelumnya maupun tidak. Selain itu, peneliti juga menyarankan untuk menggunakan metode perbandingan pada penelitian berikutnya. Tujuannya untuk untuk melihat apakah benar tujuh kebiasaan efektif yang membentuk disiplin sekolah pada seorang anak bukan karena adanya faktor lain. Terakhir, peneliti menyarankan untuk melakukan face validity untuk alat tes disiplin. Sementara itu, untuk saran praktisnya, peneliti menyarankan sekolah-sekolah lain yang mengalami masalah dalam menciptakan kedisiplinan terhadap anak dapat memperhatikan faktor-faktor yang turut mempengaruhi terbentuknya disiplin pada diri anak dan keadaan eksternalnya. |