Kewirausahaan merupakan salah satu fondasi penting perekonomian suatu negara. Di Indonesia, jumlah wirausaha masih jauh dari angka ideal meski sejumlah program telah dilakukan oleh pemerintah. Berdasarkan sejumlah literatur, terdapat keterkaitan antara budaya dan kewirausahaan, sayangnya hal ini belum digali lebih lanjut dan dijadikan basis penting untuk menyusun program kewirausahaan maupun rekayasa sosial di masyarakat yang berbasis budaya. Studi ini mengeksplorasi pemaknaan kewirausahaan pada tiga etnis di Indonesia yakni Jawa, Minang, dan Tionghoa, dengan menggunakan perspektif representasi sosial, khususnya pendekatan struktural. Desain penelitian mixed-method digunakan dalam studi ini. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui atribut & struktur (core & peripheral) representasi social tentang kewirausahaan, menggunakan teknik Hierarchized Evocation dengan alat bantu kuesioner. Pendekatan kualitatif berupa wawancara digunakan untuk mengkonfirmasi temuan pada studi kuantitatif, menggali latar belakang munculnya atribut representasi sosial tersebut, juga mengeksplor keterkaitan antara budaya dan pemaknaan mereka akan kewirausahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing etnis memaknai kewirausahaan secara berbeda, yang termanifestasi dalam perbedaan sejumlah aspek mulai dari alasan berwirausaha, nilai dan hal yang dianggap penting, juga elemen central core & peripheral mereka. Central core pada etnis Jawa adalah Kemandirian dan Kerja Keras, sedang pada etnis Minang adalah Berdagang, Produk, Modal, dan Kemandirian, dan pada etnis Tionghoa adalah Strategi & Manajemen serta Kerja Keras. Selain itu, ditemukan pula sejumlah atribut yang menjadi kekhasan masing-masing etnis yakni kejujuran dan nrimo pada etnis Jawa, kesalehan pada agama dan kecintaan pada kampung halaman pada etnis Minang, serta kreativitas dan kesabaran pada etnis Tionghoa. |