Isu keberlanjutan menyediakan ruang bagi korporasi untuk menciptakan ulang realitas berdasarkan konteks mereka. Melalui retorika, korporasi menyediakan berbagai informasi kepada publiknya untuk mengatasi dan merespon ketidakpastian dan spekulasi atas keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Pelaporan korporat adalah salah satu bentuk komunikasi strategis untuk secara formal menyampaikan kepentingan, motif dan motivasi korporasi. Tujuan penelitian ini adalah pertama, ingin mengidentifikasi tema fantasi yang terkandung dalam laporan keberlanjutan; kedua, mengidentifikasi visi retorikal korporasi tentang keberlanjutan bisnis. Berpijak pada paradigma konstruktivis, sebanyak 36 laporan keberlanjutan dari 10 perusahaan pemenang Indonesia Sustainability Report Award periode 2008 hingga 2014 dibedah menggunakan pisau Analisis Tema Fantasi dari Ernest Bormann. Hasil kajian penelitian menemukan tema-tema fantasi yang terkandung dalam laporan keberlanjutan bisa dikenali melalui symbolic cue berupa slogan, semboyan ataupun judul program; prinsip triple bottom line sebagai fantasy type dan Saga dari teladan pendiri bisnis serta kisah sukses dari program kemitraan. Visi Retorikal bersama korporasi tentang keberlanjutan bisnis terbentuk melalui Setting Theme (situasi dramatis keberlanjutan lingkungan dan krisis ekonomi global), Character Theme (perusahaan yang heroik, gurandil (penambang liar) sebagai tokoh jahat, pemerintah sebagai tokoh pendukung), serta Action Theme (aksi-aksi sosial dan penyelamatan lingkungan). |