Anda belum login :: 06 Jun 2025 11:38 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Determinan Ageism terhadap Lansia Pada Mahasiswa Tahun Keempat Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya
Bibliografi
Author:
Surjadi, Charles
;
ASTUTI, EMERITA YENI DWI
Topik:
elderly
;
ageism
;
lansia
;
mahasiswa kedokteran
;
ageist
;
elderly
;
medical students
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta Utara
Tahun Terbit:
2017
Jenis:
Article
Fulltext:
Determinan Ageism terhadap Lansia.pdf
(798.86KB;
2 download
)
Abstract
Latar Belakang. Perkembangan dunia kesehatan melalui peningkatan angka harapan hidup dan penurunan angka kematian serta angka kelahiran menyebabkan peningkatan populasi lansia. Berdasarkan data WHO 2013, populasi lansia di kawasan Asia Tenggara mencapai 8% atau sekitar 142 juta jiwa dan diproyeksikan akan bertumbuh tiga kali lipat pada tahun 2050. Pertumbuhan jumlah populasi lansia mengakibatkan transisi kesehatan dan pola penyakit yang cenderung bersifat degeneratif dan kronis, gabungan antara masalah fisik, patologis, mental dan disabilitas. Kondisi ini dapat menciptakan pandangan dan persepsi masyarakat terhadap usia tua yang mengakibatkan ketidakadilan sosial dan diskriminasi karena usia yang disebut ‘ageism’. Maka penting dilakukan penelitian untuk mengetahui sikap ageism mahasiswa kedokteran terhadap lansia, karena mereka akan memberikan pelayanan kesehatan kepada kelompok pasien lansia yang akan terus meningkat.
Metode.Penelitian ini merupakan studi cross-sectional dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan pada 203 mahasiswa kedokteran tahun ke empat (3 responden menolak). Kuesioner terdiri dari pertanyaan mengenai latar belakang, pengetahuan mengenai penuaan menggunakan instrumen Fact on Ageing Quiz 1 dan sikap ageism terhadap lansia menggunakan instrumen Fraboni Scale of Ageism. Pembahasan secara kuantitatif (uji analitik independent sample t-test) dan kualitatif dilakukan dilakukan untuk mengetahui gambaran sikap ageism terhadap lansia.
Hasil. Pengetahuan responden mengenai penuaan sangat dominan pada pengetahuan tentang kesehatan lansia sedangkan status kognitif, kondisi psikis, dan demografi lansia masih rendah. Sikap ageism mahasiswa rendah (Mean FSA = 77,97) di bawah sikap netral 86. Faktor kualitas interaksi dengan lansia dan persepsi tingkat pengetahuan tentang lansia mempengauhi sikap ageism yang semakin rendah terhadap lansia dan faktor tinggal di rumah bersama keluarga mempengaruhi sikap menghindari lansia yang semakin tinggi, dengan independent t-test didapatkan p value < 0,05.
Kesimpulan. Sikap ageism lebih rendah dari nilai netral tetapi perlu diminimalkan karena lebih buruk dibandingkan negara-negara Barat. Ageism rendah ini berkaitan dengan kualitas hubungan dengan lansia yang dekat. Mahasiswa yang mempunyai persepsi tingkat pengetahuan tinggi lebih tidak berprasangka buruk, menghindari dan diskriminatif terhadap lanjut usia. Sedangkan sikap menghindari lansia yang rendah berkaitan dengan tempat tinggal. Karena penelitian ini dilakukan pada mahasiswa maka untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan lansia, pengetahuan tentang lansia dan mengurangi sikap menghindari lansia dilakukan dengan mengembangkan kegiatan-kegiatan perkuliahan, kegiatan mahasiswa dan kegiatan intergenerasi yang dapat meningkatkan perhatian dan empati mahasiswa terhadap lansia.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.09375 second(s)