Talasemia merupakan penyakit fisik herediter yang mempunyai dampak luas terhadap kehidupan pasien dan orang tuanya baik dari segi fisik, psikologis maupun sosial. Oleh karena itu, penyakit itu membutuhkan penanganan terpadu dari bagian anak dan bagian psikiatri dengan mengadakan pendekatan bio-psiko-sosial. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tipe relasi keluarga menurut sudut pandang ayah, ibu, remaja dan psikopatologi pada remaja penderita talasemia serta mengukur hubungan antara tipe relasi keluarga menurut sudut pandang ayah, ibu, dan remaja dengan psikopatologi pada remaja. Telah dilakukan penelitian cross sectional terhadap 86 remaja penderita talasemia beserta kedua orang tuanya di Unit Talasemia IKA RSCM selama bulan September hingga Desember 2001. Beberapa instrumen yang dipakai adlaah family adaptibility and cohesion evaluation scale (FACES III) dan symptoms check list (SCL-90). Data yang diperoleh diolah dengan Fisher's exact test dan regresi logistik dengan bantuan program komputer SPSS versi 10. Penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah dstribusi frekuensi psikopatologi pada remaja penderita talasemia 59.3%. Tiga gejala psikopatologi yang sering dijumpai adalah ansietas (12.4%), depresi (11.4%), dan disfungsi hubungan interpersonal (11.18%). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tipe relasi keluarga ekstrem menurut sudut pandang ayah, ibu, dan remaja memiliki hubungan bermakna dengan psikopatologi pada remaja penderita talasemia. Keluarga yang memiliki tipe relasi keluarga ekstrem menurut sudut pandang ayah (lima belas kali), ibu (empat belas kali), dan remaja (dua puluh empat kali) memiliki risiko lebih besar terjadinya psikopatologi pada remaja penderita talasemia dibandingkan dengan keluarga yang memilii tipe relasi keluarga seimbang (balanced) menurut sudut pandang ayah, ibu, dan remaja. |