Pelaksanaan tradisi Sedekah Bumi menjadi Inkulturasi pertama yang terjadi di Paroki St. Servatius Kampung Sawah. Hingga tahun ini, umat tetap mengikuti tradisi Sedekah Bumi di lingkungan gereja. Penulis tertarik untuk mengetahui penghayatan umat Kampung Sawah atas iman akan Allah yang terjadi dalam tradisi Sedekah Bumi, mengingat bahwa setiap tahun keadaan umat dan lingkungan selalu berubah. Penulis menemukan pokok-pokok permasalahan tentang latar belakang pelaksanaan Sedekah Bumi, tahap inkulturasi, bentuk penghayatan iman yang dihayati umat dalam Tradisi Sedekah Bumi dan pengaruh budaya yang terjadi dalam perkembangan iman umat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan berupaya mendapatkan data melalui wawancara dan melakukan observasi saat pelaksanaan Sedekah Bumi tahun 2014. Dalam hasil penelitian, Penulis mendapatkan beberapa inti diantaranya keterlibatan, makna, dan bentuk penghayatan umat dalam pelaksanaan tradisi Sedekah Bumi tahun 2014. Dari hasil penelitian yang didapatkan, secara langsung membuktikan bahwa keberadaan budaya dapat membawa umat dalam penghayatan akan imannya. Penghayatan itu dirasakan umat yang selalu hidup bersama orang lain dalam pengajaran (kerygma), pengudusan (leiturgia), persekutuan (koinonia), pelayanan (diakonia), dan kesaksian (martyria). Maka dari itu, umat harus mampu menjadikan tradisi Sedekah Bumi sebagai bagian dari Inkulturasi yang dihayati dalam mengimani-Nya dan mengasihi sesama. Pemahaman tentang inkulturasi sangat penting, oleh karenanya dibutuhkan rancangan untuk dapat membantu Gereja dalam hidup bermasyarakat dan menggereja. Memberikan semangat kepada umat dengan arahan yang baik dan menjelaskan atas peran inkulturasi yang menjadikan Gereja semakin Indonesia. |