Penelitian ini untuk menganalisis tentang bekerjanya pecking order theory dalam menjelaskan tentang kebijakan pendanaan struktur modal perusahaan. Sampel penelitian ini tersaring menjadi 72 perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam indeks LQ-45. Teknik estimasi yang digunakan adalah fixed effect model, dengan mengikuti permodelan Watson dan Wilson. Adapun penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak E-views. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pecking order theory tidak bekerja dalam industri manufaktur Indonesia, di mana penerbitan saham baru (share issues) mendominasi pendanaan struktur modal perusahaan. Urutan preferensi pendanaan tersebut menempatkan laba ditahan (retained earning) sebagai preferensi kedua dan kemudian hutang sebagai prioritas akhir dalam memenuhi kebutuhan modal. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian atas keseluruhan sampel menggunakan regresi panel data permodelan Watson dan Wilson. |