Anda belum login :: 19 Apr 2025 08:07 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
hubungan antara lama terapi obat anti tuberkulosis (OAT) dengan perbaikan status gizi di puskesmas kelurahan kembangan utara jakarta barat juli 2008
Oleh:
Wongso, Stephen
;
Ivana, Priscillia
;
Meriana
;
Yasmin
Jenis:
Article from Journal - ilmiah nasional - tidak terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi:
EBERS PAPYRUS vol. 14 no. 03 (Dec. 2008)
,
page 151-158.
Topik:
lamanya terapi OAT
;
status gizi
;
TB paru
;
IMT
Ketersediaan
Perpustakaan FK
Nomor Panggil:
E01.K.02
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Pelaksanaan pembangunan nasional memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan untuk mencapainya diperlukan tingkat kesehatan yang baik pada status gizi masyarakatnya. Masalah gizi dapat terjadi pada penderita penyakit kronis yang seringkali termasuk kelompok rentan gizi salah satunya penyakit tuberkulosis (TB) paru. Departemen Kesehatan menyatakan sebuah keluarga usia produktif yang menderita TB akan kehilangan 20-30% pendapatan rumah tangga yang nantinya berdampak pada kekurangan gizi dan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya. Puskesmas Kembangan Utara dalam upayanya menanggulangi penyakit TB ingin mengetahui apakah ada hubungan antara lamanya terapi obat anti tuberkulosis (OAT) dengan perbaikan status gizi dengan melakukan penelitian analitik kohort retrospektif pada 43 penderita TB yang datang berobat pada hari TB yaitu 3-4 Juli 2008. Di antara 43 subjek penderita TB terdapat 11 responden (25,58%) yang status gizinya tidak membaik dan 13 responden (30,23%) yang lama terapi OAT kurang dari dua bulan. Sedangkan di antara 11 responden yang status gizinya tidak membaik, sebagian besar (63,64%) lamanya terapi obat kurang dari dua bulan. Begitu pula di antara 13 responden yang lama terapi OAT kurang dari dua bulan, sebagian besar (53,85%) memiliki status gizi yang tidak membaik. Uji kemaknaan chi-square menunjukkan terdapat hubungan bermakna (0,02<0,05) antara lama terapi OAT dengan perbaikan status gizi dimana mereka yang diterapi OAT kurang dari dua bulan mempunyai risiko 4,04 kali lebih besar daripada mereka yang diterapi OAT lebih lama atau sama dengan dua bulan (RR+4,04). Dari hasil penelitian ini diharapkan agar Puskesmas dapat memonitor dan memperbaiki sistim pencatatan data status gizi pada penderita TB di samping mengadakan penyuluhan mengenai penyakit TB dan gizi kepada masyarakat.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0 second(s)