Anda belum login :: 20 Apr 2025 18:06 WIB
Detail
BukuAplikasi DMAIC untuk perbaikan berkelanjutan
Bibliografi
Author: Surbakti, Feliks Prasepta Sejahtera ; KUSMARDANI, YAKOBUS EKO
Topik: Six Sigma; DPMO; Kualitas; Produk; Cacat
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Unika Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2014    
Jenis: Research Report
Fulltext: Hasil Penelitian Unpublish 2.pdf (279.31KB; 9 download)
Abstract
PT. XYZ adalah salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang brake system seperti disc brake dan drum brake untuk mobil, sedangkan master cylinder dan disc brake untuk motor. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Bagian P4 Division yang menghasilkan drum brake menghasilkan persentase jumlah produk cacat sebesar 0,08034% dimana target persentase jumlah produk cacat yang ingin diraih adalah sebesar 0.05%. Hal ini meningkatkan biaya produksi dan mengurangi banyaknya produk yang berkualitas baik yang dihasilkan perusahaan. Pemecahan masalah tingginya persentase jumlah produk cacat adalah dengan menggunakan metode six sigma. Metode ini menggunakan beberapa tahap, yaitu define, measure, analyze, improve dan control.
Tahap define memilih lini produksi shoe assy dengan jumlah persentase jumlah cacat terbesar yaitu 0,01875%. Di dalam lini produksi shoe assy terdapat berbagai tipe, dan tipe D 40 D yang terpilih karena memiliki persentase cacat terbesar yaitu sebesar 0,274%. Dalam tahap define ini juga terdapat 3 karakter kualitas terbesar dari 10 karakter kualitas yang ada, ketiga karakter kualitas yang diperoleh yang berdasar pada diagram pareto yaitu posisi welding material slip, tersangkut di roll forming, dan terjepit conveyor. Dalam tahap measure diukur kapabilitas proses awal sebesar 99,8112%, nilai DPMO sebesar 274 dan tingkat sigma sebesar 4,955. Tahap analyze menentukan modus kegagalan potensial yang berpengaruh dengan menggunakan Failure Mode Effect Analysis (FMEA). Modus kegagalan portensial yang berpengaruh adalah dengan RPN terbesar untuk setiap karakter kualitas seperti jig yang mengalami keausan, shoe assy tidak tepat masuk ke dalam roll forming blade, dan jarak antara mesin welding dengan conveyor dan juga jarak antara dinding. Penyebab permasalahan ini diperbaiki pada tahap improve, perbaikan dilakukan untuk semua penanggulangan yang mungkin dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih kepada modus kegagalan potensial yang berpengaruh sekitar selama 2 (dua) minggu.
Setelah masa perbaikan berakhir dilakukan kembali perhitungan kapabilitas proses,DPMO, dan juga tingkat sigma setelah implementasi. Tahap Control akan dilakukan oleh pihak perusahaan setelah implementasi dilakukan. Hasil dari implementasi perbaikan adalah meningkatnya kapabilitas proses sebesar 0,027% dari kapabilitas proses awal menjadi 99,839%, menurunnya tingkat DPMO sebesar 113 dari DPMO awal sehingga menjadi 161, dan meningkatnya tingkat sigma sebesar 14,2% dari tingkat sigma awal sehingga menjadi 5,097.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.09375 second(s)