Anda belum login :: 22 Apr 2025 19:43 WIB
Detail
BukuPola Pembiayaan Sektor Batubara dan Kelapa Sawit di Indonesia: Riset ICW
Bibliografi
Author: Prasetyantoko, A. Ico Tri ; Hervino, Aloysius Deno
Topik: sektor perkebunan kelapa sawit; sektor pertambangan batu bara; kontribusi sektoral; peran ekspor; penyerapan tenaga kerja; industri CPO; kredit
Bahasa: (ID )    
Tahun Terbit: 2013    
Jenis: Research Report
Fulltext: Pola Pembiayaan Sektor Batu Bara dan Kelapa Sawit di Indonesia plus p83.pdf (10.08MB; 12 download)
Abstract
Perekonomian Indonesia dikenal sebagai tipe perekonomian yang berbasis pada
kekayaan sumber daya alam [natural resources based economy). Dalam survei indeks daya
saing global yang dikeluarkan oleh Forum Ekonomi Dunia (World Economic forum/WEF), belum
lama perekonomian Indonesia meninggalkan tipe perekonomian yang didorong oleh sumber
daya {resource-driven economy) dan mulai masuk ke fase efisiensi {efficiency-driven economy).
Menurut WEF, negara maju salah satunya ditandai dengan tipe perekonomian yang lebih
didorong oleh inovasi (innovation-driven economy). Sebagai negara berpenghasilan menengah,
perekonomian Indonesia masih dalam masa transisi dari negara berbasis kekayaan alam
menuju fase yang lebih sophisticated.
Menyadari fakta bahwa realitas ekonomi kita masih begitu tergantung pada keakayaan
sumber daya alam, menjadi penting untuk melihat lebih jauh, bagaimana sebenarnya kita
mengelola kekayaan sumber daya alam kita dalam sistem perekonomian. Untuk itu, penelitian
ini mengarahkan perhatian pada dua sektor utama, yaitu sektor perkebunan sawit dan
pertambangan batubara.
Kontribusi dua sektor tersebut, terutama dalam hal ekspor tak diragukan lagi. Sebagian
besar komoditas ekspor Indonesia didorong oleh dua sektor tersebut, yaitu sektor sawit dan
batubara. Di sisi lain, perkembangan sektor sawit dan batubara cenderung menjadi eksesif,
sehingga sulit dikendalikan. Dan karena itu, ada banyak efek negatif yang timbul dari
perkembangan dua sektor tersebut, mulai dari dampak kerusakan hutan, penggusuran
masyarakat lokal, sehingga perilaku korupsi dalam hal perijinan dan pendanaannya.
Jika dilihat dari daftar kekayaan orang terkaya di Indonesia, terlihat sebagian besar dari
mereka memiliki portofolio kekayaan di sektor sawit dan batubara. Dengan kata lain, sektor
sawit dan batubara bukan saja memberikan kontribusi secara makro, tetapi juga mikro. Artinya,
peranannya dalam mendorong penciptaan kekayaan (wealth) pada level perusahaan menjadi
penting.Dari sisi pendanaan, dua sektor ini masih banyak menggantungkan pada perbankan.
Hal tersebut konsisten dengan kondisi makro dan industri, di mana dominasi perbankan dalam
sektor keuangan di Indonesia masing begitu tinggi. Sebagian besar pendanaan dalam
perekonomian kita masih menggantungkan dirt pada sektor perbankan. Tak kecuali sektor swait
dan batubara, juga sangat tergantung pada pendanaan bank.
Dari sisi perbankan sendiri, kriteria utama pemberian kredit masih mendasarkan din
pada prospek industri. Perbankan memiliki metodologi untuk mendeteksi perkembangan
sektoral, berdasarkan pada prospek industrinya. Jika pihak bank merasa prospek suatu industri
masih tinggi, diukur dari profitabilitas, return on investment (ROI), sementara tingkat
pengembalian pinjamannya masih bagus, maka bank akan menempatkan sektor tersebut
sebagai target sektor industri yang akan diberikan kredit. Selain dari perbankan, sektor sawit
dan batubara juga memperoleh pendanaan dari pasar modal. Pasar modal kita termasuk yang
dinamis dan sangat dipengaruhi oleh sektor komoditas. Artinya, naik turunnya indeks harga
saham gabungan (IHSG) sangat dipengaruhi oleh harga komoditas dan kinerja dari perusahaan
(emiten) di sektor perkebunan dan pertambangan. Emiten di dua sektor tersebut menjadi
penggerak bursa.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.109375 second(s)