Anda belum login :: 03 Jun 2025 01:31 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Bahasa Sunda Perbatasan (Borderland) Di Desa Sepatnunggal, Kec. Majenang, Kab. Cilacap (Jawa Tengah): Kajian Morfosintaksis
Oleh:
Darheni, Nani
Jenis:
Article from Proceeding
Dalam koleksi:
Kolita 8: Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya 8: Tingkat Internasional, Jakarta, 24 April 2010
,
page 391.
Topik:
BAHASA SUNDA PERBATASAN (BORDERLAND)
;
KAJIAN MORFOSINTAKSIS
Fulltext:
J6 - Nani Darheni - Balai Bahasa Bandung - Bahasa Sunda Perbatasan . . ..pdf
(311.91KB)
Ketersediaan
Perpustakaan PKBB
Nomor Panggil:
406 KLA 8
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Di Indonesia, selain bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, terdapat pula beratus-ratus bahasa daerah yang digunakan sebagai alat komunikasi intrakelompok yang dijaga keberadaannya, dilindungi, dan dihormati. Bahasa-bahasa tersebut termasuk ke dalam satu kerabat bahasa Austronesia (Blust, 1977:1-15). Salah satu bahasa daerah yang berfungsi sebagai alat komunikasi antarpenuturnya biasanya merupakan bahasa yang tumbuh dan berkembang di suatu wilayah. Demikian pula bahasa daerah yang digunakan masyarakat Desa Sepatnunggal, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap juga merupakan bahasa yang tumbuh dan berkembang di wilayah itu. Di desa tersebut terdapat komunitas unik (borderland) yang ditandai dengan pemakaian bahasa yang digunakan, yaitu digunakannya bahasa Sunda yang berbeda dengan Sunda Priyangan dalam percakapan sehari-hari meskipun daerah tersebut merupakan wilayah Jawa Tengah.. Sepatnunggal merupakan nama salah satu desa yang terletak di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Daerah ini merupakan wilayah perbatsan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sadahayu, di sebelah Timur dengan Desa Pengadegan, sebelah selatan dengan Desa Bener, dan sebelah Barat dengan Desa Cibeunying. Berdasarkan etnogeografinya (foklor/sejarahnya), penduduk asli Desa Sepatnunggal merupakan keturunan Sunda, yaitu ketika daerah itu menjadi bagian Kerajaan Galuh Wiwitan yang wilayahnya terbentang dari sebelah barat Gunung Ungaran (Gunung Kendeng) sampai dengan Sungai Pamanukan. Keturunan Jawa yang ada di daerah itu merupakan pendatang karena mencari nafkah atau karena menikah dengan penduduk asli. Bahasa sehari-hari mereka adalah Bahasa Sunda dengan logat agak kasar dan banyak kosakata yang berbeda (dibandingkan dengan Bahasa Sunda Tasikmalaya atau Garut). Pada umumnya di Kecamatan Majenang ini terdapat pemakaian bahasa Jawa dan bahasa Sunda (di samping bahasa Indonesia) yang memiliki karakteristik yang khas dibandingkan bahasa lainnya. Bahasa di daerah ini memiliki karakteristik yang unik dan khas dibandingkan bahasa Sunda standar. Makalah ini merupakan hasil penelitian lapangan yang masih bersifat sementara
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0 second(s)