Anda belum login :: 01 Jun 2025 13:01 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Bahasa kekerasan dalam berita olah raga
Oleh:
Alip, Francis Borgias
Jenis:
Article from Proceeding
Dalam koleksi:
Kolita 8: Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya 8: Tingkat Internasional, Jakarta, 24 April 2010
,
page 17.
Topik:
BAHASA KEKERASAN
;
BAHASA OLAH RAGA
Fulltext:
A3 - F.B.pdf
(84.96KB)
Ketersediaan
Perpustakaan PKBB
Nomor Panggil:
406 KLA 8
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Bahasa pada dasarnya merupakan sarana bagi manusia untuk dapat bekerja sama dengan efisien dan efektif. Ini tercipta karena bahasa merupakan sarana komunikasi yang jauh lebih unggul daripada sarana lainnya, seperti gambar, tanda, dan gerak. Bahasa juga memiliki kelebihan karena kelenturannya dalam mengatasi kendala waktu, jarak dan visibilitas. Karena bahasa dikuasai oleh semua manusia, maka bahasa juga bersifat interaktif. Bukan hanya pendengar dapat memahami apa yang dikatakan pembicara, tetapi pendengar juga menjadi pembicara. Dalam perkembangannya, bahasa mengambil bentuk bukan hanya lisan tetapi tertulis. Unsur interaktif bahasa tulis biasanya tertunda, kecuali jika interaksi tulis tadi dilakukan melalui media internet dalam bentuk chatting atau melalui telpon selular dalam bentuk pesan singkat. Unsur tunda ini memungkinkan penulis atau penyuntingnya memeriksa dan memperbaiki naskah sebelum disampaikan kepada kalayak pembaca. Dengan demikian, bahasa tulis mestinya lebih tertata dan mengandung pilihan kata yang lebih tepat. Sayangnya, keunggulan sunting bahasa tulis sering tidak dimanfaatkan oleh baik penulis maupun penyunting. Sebagai dampaknya, tulisan sering menimbulkan kesan negatif tentang pesan yang disampaikan. Selain itu, bahasa tulis yang bersifat menetap (permanen) juga meninggalkan ingatan (beserta kesan negatifnya, kalau ada) yang lebih terpateri pada pembaca dan secara psikologis mempengaruhi sikap maupun perilakunya.. Makalah ini menyoroti kecenderungan penulisan laporan olah raga di koran berbahasa Indonesia dalam pemilihan katanya. Berdasarkan pengamatan singkat, pemakalah berpendapat bahwa laporan olah raga di koran sering menggunakan kata-kata yang sama tidak mencerminkan semangat sportivitas bahkan kadang-kadang menjurus pada kekerasan. Dengan demikian, bahasa kehilangan fungsi dasarnya sebagai sarana kerja-sama antar manusia dan memungut fungsi destruktif yang merusak kerja-sama.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)