Aspek berbahasa terdiri dari empat kemampuan, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Aspek menyimak dan berbicara terjadi dalam komunikasi lisan, sedangkan aspek membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi tulis. Mengekspresikan diri dalam bentuk bahasa tulis termasuk menulis cerita adalah salah satu sasaran yang ingin dicapai dari pembelajaran bahasa Indonesia di jenjang sekolah dasar. Namun cara mengajar guru yang kurang mengembangkan teknik-teknik pembelajaran membuat siswa kurang menunjukkan minatnya terhadap menulis sehingga pembelajaran menulis dianggap membosankan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis dengan penerapan teknik cerita rumpang pada siswa kelas IVB SD Tarsisius I Jakarta Pusat. Teknik melengkapi cerita rumpang yang diterapkan dapat membantu menggali daya imajinasi siswa dalam menulis suatu cerita. Selain itu teknik cerita rumpang juga merangsang minat siswa sehingga mereka aktif terlibat dalam pembelajaran di kelas. Kegiatan penelitian ini dilakukan di SD Tarsisius I, Jakarta Pusat. Subjek penelitian adalah guru sebagai peneliti dibantu guru lain sebagai observer dan 23 siswa SD Tarsisius I Jakarta Pusat. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Hasil observasi dianalisis secara deskriptif dan hasil belajar yang didapat dicari rata-rata per aspek kemudian dibandingkan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), kemudian disajikan dalam tabel dan grafik. Berdasarkan hasil penelitian kemampuan menulis pada siswa kelas IVB ada peningkatan dari setiap aspeknya. Apabila dilihat dari aspek pemilihan kata, nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 74 kemudian menjadi 90 pada siklus II. Pada aspek penggunaan huruf kapital, nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya 61 pada siklus I, meningkat menjadi 85,67 pada siklus II. Pada aspek penyusunan paragraf, nilai rata-rata siswa mencapai 92,67 pada siklus I, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya 84. Hal ini bisa terjadi karena pada siklus II peneliti kurang memperhatikan kalimat-kalimat yang digunakan untuk membuat kalimat pada paragraf ketiga dan keempat (akhir), sehingga siswa bingung menentukan paragraf terakhir. Pada aspek pemberian judul nilai rata-rata siswa meningkat, dari 76,67 pada siklus I menjadi 98,67 pada siklus II. Secara keseluruhan nilai rata-rata yang diperoleh siswa menunjukkan adanya peningkatan setelah penerapan teknik cerita rumpang. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I 76,1 menjadi 89,5 pada siklus II. Jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM pada siklus I sebanyak 15 orang dari 23 siswa dan meningkat menjadi 23 orang pada siklus II. Dari perolehan nilai menulis siswa dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik cerita rumpang dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Selain teknik cerita rumpang tentunya masih banyak teknik lain yang bisa digunakan untuk membantu siswa dalam belajar menulis. Para guru khususnya guru yang mengajarkan pelajaran bahasa Indonesia, perlu berusaha mengadakan dan menggunakan teknik dan media pembelajaran yang beragam sehingga siswa memiliki minat yang besar untuk mempelajari bahasa dan sastra Indonesia. |