Salah satu penerimaan negara yang terbesar dan memiliki peran yang sangat penting adalah pajak, karena digunakan untuk membiayai pembangunan-pembangunan negara Indonesia. Dengan berkembangannya pembangunan di suatu negara maka akan meningkatkan biaya dalam pelaksanaannya. Pembangunan tersebut menjadi tanggung jawab semua pihak untuk berperan, baik pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat serta didukung dengan kesadaran masyarakat dalam melakukan pembayaran pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga penerimaan pajak dapat terus ditingkatkan. Salah satu sektor penerimaan pajak adalah dari Pajak penghasilan (PPh) atas penghasilan yang diterima perusahaan yang disebut PPh Badan. Salah satu usaha yang perkembangannya cukup pesat dan menyumbangkan pajak yang cukup besar di Indonesia adalah perdagangan. Salah satu usaha dagang yang banyak diminati adalah perdagangan cat. Hal ini dikarenakan makin banyaknya kegiatan pembangunan yang terjadi di Indonesia membuat penjualan cat menjadi meningkat. Untuk itu perusahaan perdagangan cat yang berkedudukan di Indonesia memiliki kewajiban untuk membayar pajak, salah satunya PPh Badan. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik menganalisis penghitungan PPh badan yang bergerak dalam perdagangan cat. Untuk itu penulis memilih judul “Analisis Penghitungan PPh Badan pada Perusahaan Perdagangan; Studi Kasus PT Samudera Jaya Sakti”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penghitungan neto fiskal, penghitungan PPh terutang, penghitungan PPh kurang / lebih bayar, penghitungan angsuran PPh Pasal 25, dan kepatuhan dalam pembayaran dan pelaporan PPh badan PT Samudera Jaya Sakti apa sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penghitungan, pembayaran, dan pelaporan PPh badan PT Samudera Jaya Sakti sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. |