Anda belum login :: 08 Apr 2025 15:10 WIB
Detail
ArtikelMengenal lebih jauh Antifungal untuk Terapi Keratomikosis  
Oleh: Farmacia, (redaksi)
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi: FARMACIA vol. 09 no. 03 (Oct. 2009), page 26.
Topik: KULIT; keratomikosis; antifungal; azol; flusitosin
Ketersediaan
  • Perpustakaan FK
    • Nomor Panggil: F01.K.2009.02
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelPenanganan keratomikosis masih menjadi tantangan karena buruknya penetrasi agen antifungal ke kornea. Sebagian besar antifungal yang ada merupakan fungistatik, sehingga butuh rejimen terapi yang cukup lama. Agen antifungal yang biasa digunakan antara lain golongan poliene (natamisin, amfoterisin B), golongan azol (ketokonazol, mikonazol, flukonazol, dan itrakonazol), dan golongan fluorinated pyrimidines (flusitosin). Antifungal poliene bekerja dengan menghambat dinding ergosterol jamur, sehingga menyebabkan kebocoran komponen intraseluler. Senyawa azol menghambat sintesis ergosterol pada konsentrasi rendah, dan menyebabkan kerusakan langsung dinding sel pada konsentrasi tinggi. Flusitosin secara cepat diubah menjadi fluorourasil yang menghambat sintesis protein melalui penggabungan dengan RNA jamur atau mempengaruhi biosintesis DNA jamur melalui inhibisi enzim timidin sintetase.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)