Dermatomikosis : Penyakit Infeksi Jamur Pada Kulit Akibat Kerja  

Oleh:

Farmacia, (redaksi)

Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi: FARMACIA vol. 09 no. 06 (Jan. 2010), page 12.
Topik: PENYAKIT KULIT; dermatomikosis; dermatofitosis; penyakit akibat kerja; sporotrikosis

Ketersediaan

Perpustakaan FK Nomor Panggil: F01.K.2010.01 Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0) Tandon: tidak ada

Lihat Detail Induk

Isi artikel

Dermatomikosis adalah infeksi jamur yang menyerang kulit, sedangkan dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk. Jamur penyebabnya ada dua yaitu jamur komensal (Candida sp. , Malassezia sp.) dan jamur non komensal (dermatofita, jamur kapang/mold). Trauma merupakan port d’entree untuk masuknya jamur ke dalam kulit. Dermatomikosis terbagi menjadi tipe superfisial dan profunda. Tipe superfisial terbagi menjadi dermatofitosis (tinea) dan non dermatofitosis (pitiriasis versikolor, otomikosis). Tipe profunda, antara lain kandidosis dan sporotrikosis. Kandidiasis terdapat di seluruh dunia, mengenai selaput lendiri berupa oral thrush, perleche, vulvovaginitis, balanitis/balanopostitis, kandidosis mukokutan kronis, kandidosis bronkopulmonal dan paru. Penatalaksanaannya dengan mengeliminasi faktor predisposisi dan presipitasi. Secara khusus dengan antijamur baik topikal maupun sistemik. Topikal dengan dengan gentian violet 0.5 - 1 % untuk selaput lendir, dan 1 – 2 % untuk kulit. Pitiriasis versikolor terjadi pada stratum korneum akibat Malassezia. Keluhan subjektif jarang, hanya ada gangguan kosmetik. Tinea korporis adalah dermatofitosis pada kulit tubuh tidak berambut. Tinea kruris disebut juga ringworm of the groin, jock itch, atau ezema marginatum. Sporotrikosis sering terjadi pada pekerja tambang. Larutan KI jenuh dan itrakonazol masih dianggap efektif untuk infeksi jamur ini.

Opini Anda

Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali