Kinetik Trombosit : Prediktor Renjatan pada Demam Berdarah Dengue Anak  

Oleh:

Dahlan, M. Sopiyudin

Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi: MEDIKA: Jurnal Kedokteran Indonesia vol. 34 no. 12 (Dec. 2008), page 810.
Topik: demam berdarah; trombosit; syok; model prediksi; kalibrasi; diskriminasi; reprodusibilitas; transportabilitas

Ketersediaan

Perpustakaan FK Nomor Panggil: M40.K.03 Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0) Tandon: tidak ada

Lihat Detail Induk

Isi artikel

Sekitar 20 – 40 % pasien DBD derajat I – II berkembang menjadi kasus renjatan dengan fatalitas 3 – 10 kali lebih tinggi daripada kasus tanpa renjatan. Untuk itu, perlu diketahui faktor prediksi kasus DBD renjatan yang dapat digunakan untuk pencegahan dan pengendalian. Penelitian ini bertujuan mengetahui trombosit dan kovariat lain, meliputi jenis kelamin, usia, lama sakit, perdarahan, status gizi, hepatomegali, hematokrit, dan leukosit yang merupakan prediktor terjadinya renjatan pada pasien demam berdarah Dengue (DBD) anak. Penelitian yang dilakukan di dua RS di Jakarta ini menggunakan desain studi kohort retrospektif dengan metode analisis survival di dua rumah sakit. Penentuan titik potong untuk trombosit, leukosit, dan hematokrit berdasarkan lama sakit menggunakanmetode receiver operating characteristic (ROC). Nilai diskriminasi model prediksi menggunakan parameter area under curve (AUC). Populasi adalah pasien suspek DBD, derajat I – II tanpa penyakit penyerta, dan lama sakit 3 – 5 hari. Keluaran utama : hubungan antara trombosit dengan renjatan serta model prediksi renjatan DBD pada awal perawatan dan 24 jam perawatan. Sampel adalah 525 subjek yang dikumpulkan dari catatan medis rumah sakit. Insiden renjatan adalah 6,1 %. Trombosit merupakan prediktor renjatan pada DBD anak, tetapi trombosit akan lebih baik jika digunakan bersama parameter lain, meliputi perdarahan, status gizi, hepatomegali, dan hematokrit.

Opini Anda

Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali