Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh budaya akuntansi dan penerapan corporate governance terhadap manajemen laba yang dapat terlihat pada model penelitian pertama. Selain itu penelitian ini juga berusaha menguji pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan yang terlihat pada model penelitian kedua. Penelitian ini menggunakan dua model penelitian. Dalam model penelitian pertama, budaya akuntansi (yang diwakili oleh variabel budaya pendidikan dan budaya negara asal CEO) dan penerapan corporate governance (yang diwakili oleh variabel proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial, dan rapat dewan komisaris) sebagai variabel independen dan manajemen laba sebagai variabel dependen. Dalam model penelitian kedua, manajemen laba sebagai variabel independen dan nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan model regresi linier berganda karena adanya variabel independen yang berjumlah lebih dari satu. Penelitian dilakukan terhadap sampel 299 perusahaan untuk model penelitian pertama dan 332 perusahaan untuk model penelitian kedua untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI antara tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Hasil yang diperoleh dari penelitian model pertama menunjukkan bahwa budaya pendidikan CEO, ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial, dan frekuensi rapat dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba. Sementara itu budaya negara asal CEO, proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil dari penelitian model kedua menunjukkan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. |