Usia SD merupakan usia bermain. Namun, kenyataannya siswa SD sekarang kekurangan waktu untuk bermain. Kehidupan mereka setiap hari dipenuhi dengan jadwal kegiatan yang padat dari sekolah sampai les. Padahal, bermain mempunyai banyak manfaat bagi perkembangan siswa. Oleh karena itu, peneliti mencoba menerapkan matching games dalam pembelajaran kosakata bahasa Inggris. Permainan adalah alat atau cara bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak ia kenali sampai pada yang ia ketahui dan dari yang tidak dapat diperbuatnya, sampai mampu melakukannya. Dengan menerapkan permainan dalam pembelajaran diharapkan kebutuhan siswa untuk bermain dapat terpenuhi sekaligus dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Dengan memiliki semangat belajar yang baik, diharapkan siswa dapat menguasai bahasa Inggris yang sangat diperlukan dalam era global sekarang ini. Karena bahasa Inggris merupakan alat berkomunikasi secara lisan dan tulisan yang dipakai sebagai bahasa Internasional. Kosakata adalah perbendaharaan kata, daftar kata-kata. Rivers (Nunan, 1991: 117) menyatakan bahwa kosakata merupakan hal yang penting agar dapat menggunakan bahasa kedua (second language). Tanpa kosakata yang luas, seseorang tidak akan dapat menggunakan struktur dan fungsi bahasa dalam komunikasi secara komprehensif. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mendeskripsikan penerapan metode matching games dalam pembelajaran kosakata bahasa Inggris siswa kelas I SD Kristen Kanaan. Subjek penelitian adalah guru sekaligus peneliti, observer, dan siswa kelas IA yang terdiri dari 30 orang yaitu 15 perempuan dan 15 laki-laki. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2011 sampai dengan Juni 2012. Pengambilan data dilakukan di SD Kristen Kanaan pada awal bulan Januari 2012. PTK dilaksanakan dalam dua siklus untuk menerapkan matching games. Pada siklus pertama dan kedua, peneliti menerapkan matching games secara berkelompok. Pada siklus I, matching games dilakukan dengan memberi siswa sebuah amplop berisi kartu gambar dan kartu kata hewan serta selembar karton dan dalam kelompok, siswa diminta untuk menempelkan kartu gambar sesuai dengan kata hewan. Pada siklus II, matching games dilakukan dengan meminta siswa untuk berbaris dalam kelompok dan tiap siswa dalam kelompok mendapat giliran maju untuk menempelkan kartu gambar sesuai dengan kartu warna hewan yang terdapat dalam gambar. Setelah dilakukan penelitian, dapat dilihat dari nilai rata-rata postes siklus II mengalami peningkatan sebanyak 4,48 point (73,97 menjadi 78,45) dari nilai rata-rata postes siklus I. Selain terjadi peningkatan hasil belajar, dapat dilihat pula bahwa semangat belajar siswa juga meningkat. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan bagi para guru untuk merancang dan menerapkan metode permainan dalam pembelajaran. Bagi para siswa dapat menggunakan permainan dalam belajar bahasa Inggris. Bagi sekolah untuk mengembangkan metode permainan dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah. |