Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Obat- obatan adalah salah satu sarana kesehatan yang tidak bisa dilepaskan dari aktivitas pelayanan di Rumah Sakit. Pemilihan obat-obatan yang baik juga mempengaruhi baik buruknya performa rumah sakit dalam kegiatannya melaksanakan upaya kesehatan. RS Marzuki Mahdi adalah rumah sakit jiwa pertama di Indonesia yang juga melaksanakan fungsi pembelian obat – obatan dalam kegiatan operasionalnya. Sistem Pengendalian Internal yang baik sangat diperlukan dalam system pembelian obat- obatan dan alat kesehatan, dengan tujuan untuk menjaga kekayaan parusahaan, mendapatkan catatan akuntansi yang akurat, mengurangi inefisiensi atau pemborosan, dan mendorong dilaksanakannya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. Dengan demikian Sistem Pengendalian Internal yang baik atas Sistem Pembelian akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil evaluasi yang penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal atas sistem pembelian obat – obatan pada RS Marzuki Mahdi sudah cukup baik dengan diterapkannya pemisahan tugas dan fungsi yang jelas dari masing - masing unit organsasi sehingga masing – masing unit organisasi dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Prosedur otorisasi yang diterapkan rumah sakit sudah dapat dikatakan baik karena dilaksanakan oleh beberapa unit organisasi yang terkait. Pencatatan akuntansi yang dilaksanakan RS Marzuki Mahdi berdasarkan pada dokumen – dokumen terkait, dan hal tersebut sudah cukup baik. Supervisi yang dilaksanakan sudah dapat dikategorikan baik karena dilaksanakan oleh unit organisasi yang menaungi unit organisasi di bawahnya, dengan menandatangani formulir yang bersangkutan. Verifikasi independen juga sudah terlaksana dengan baik dengan digunakannya formulir sebagai dasar pemeriksaan silang. Namun demikian masih ada beberapa kelemahan dalam sistem pengendalian internal atas sistem pembelian obat – obatan pada RS Marzuki Mahdi, antara lain sistem otorisasi yang dilaksanakan oleh Direktur Utama mengenai pembentukan Panitia Pembelian dan Penerimaan, dan belum adanya pengendalian mutu. Untuk itu penulis telah memberikan saran perbaikan pada bab akhir penulisan skripsi ini. |