Anda belum login :: 05 Jun 2025 03:11 WIB
Detail
BukuMembangun Ikatan Saling Berbagi Identitas dalam Kemajemukan Masyarakat Indonesia (Penelitian program Hibah Bersaing Tahun 2010 dan 2011).
Bibliografi
Author: Dahesihsari, Rayini ; Murniati, Juliana ; Erlan, Hoshael Waluyo
Topik: Teori Identitas Sosial; Komunikasi; Kemajemukan Masyarakat.
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Dirjen Dikti Depdiknas     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2011    
Jenis: Research Report
Fulltext:
Abstract
Suku, agama, ras, jender dan kelompok yang beragam di dalam masyarakat menyebabkan hubungan antar individu dalam berbagai situasi sangat mungkin mengandung konteks hubungan antar kelompok. Kajian Teori Identitas Sosial dari Tajfel (1982) juga menyatakan bahwa keanggotaan kelompok merupakan salah satu sumber penting identitas individu, yang menyebabkan pembedaan dan pemisahan antar kelompok menjadi tajam. Karenanya, perlu kesadaran dan kemauan untuk belajar hidup berdampingan menjadi suatu bangsa yang majemuk. Menggunakan teropong Teori Identitas Sosial, harmonis dalam kemajemukan dicapai apabila antar kelompok yang berbeda memiliki ikatan untuk berbagi identitas sosial yang sama. Dalam hal ini, komunikasi memainkan peranan yang penting. Selama ini komunikasi sering digunakan untuk membangun tembok pemisah antar kelompok, misal: menggunakan atribut yang tersegmentasi pada kelompok tertentu, ekspresi keberpihakan pada kelompok tertentu, ketidakpedulian pada kelompok lain. Padahal komunikasi juga potensial untuk membangun ikatan saling berbagi identitas antar kelompok yang berbeda, dengan cara mengangkat dan mengedepankan atribut kebersamaan. Apabila masing-masing individu mampu mengembangkan komunikasi yang akomodatif tersebut, maka dapat menjadi sarana untuk membangun jembatan antara identitas kelompok yang berbeda, sehingga berperan dalam mempersatukan dan menjembatani perbedaan. Tim Peneliti menyusun modul pelatihan yang menyasar pada pengembangan kemampuan komunikasi yang akomodatif tersebut sehingga kita lebih siap hidup berdampingan secara harmonis dalam keragaman. Modul tersebut dikembangkan berdasar hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kategorisasi berdasar agama cukup menonjol ditemukan dalam situasi netral yang tidak terkait langsung dengan topik agama. Modul tersebut telah diuji validitasnya, baik dari konstruk dan isi melalui diskusi panel ahli, maupun evaluasi hasil pelatihan yang diselenggarakan dalam 2 angkatan, yang melibatkan mahasiswa sebagai agen perubahan.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.078125 second(s)