Bagi perusahaan dagang dan manufaktur, persediaan merupakan salah satu aktiva lancar yang terbesar dan terpenting. Hal ini dikarenakan sumber pendapatan utama perusahaan tersebut berasal dari penjualan barang yang dimiliki atau dihasilkannya. Masalah utama dalam akuntansi untuk persediaan adalah mengenai penilaian persediaan. Dalam menilai persediaan terdapat tiga metode yang paling lazim digunakan, yaitu metode FIFO, UFO, dan Average Cost. Masing-masing metode memiliki pengaruh yang berbeda terhadap laba yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu ditentukan metode mana yang dianggap paling tepat untuk diterapkan pada suatu perusahaan sesuai dengan kondisi dan bidang usaha perusahaan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kesesuaian penerapan kebijakan akuntansi suatu perusahaan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan metode penilaian yang digunakan oleh perusahaan dalam menilai persediaannya dan bagaimana pengaruhnya terhadap laba yang dihasilkan. Penulis mengusulkan agar perusahaan tetap konsisten menggunakan metode Average Cost, karena dengan metode inilah perusahaan dapat menilai persediaan yang mendekati harga pasarnya, dengan nilai laba (rugi) bersih yang tidak terlampau tinggi, namun juga tidak terlampau rendah |