Penelitian ini meneliti tentang harga layak saham Perusahaan, berkaitan dengan tujuan investor yang akan menanamkan modalnya di sebuah Perusahaan dengan mengharapkan tingkat return yang layak di masa yang akan datang. Obyek penelitian adalah Industri Penyiaran Televisi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Indosiar Karya Media Tbk. (IDKM), PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA), dan PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN). Ketiga Perusahaan ini bergerak di bidang penyiaran televisi. Perhitungan harga layak saham Industri Semen menggunakan dua metode, yaitu metode Relative Valuation (PER dan PBV) dan metode Discounted Cash Flow (FCFF dan FCFE). Hasil penelitian berdasarkan perhitungan harga layak saham dengan menggunakan metode Relative Valuation, yakni Price Earning Ratio (PER) untuk SCMA, dan MNCN adalah undervalued dengan selisih nilai layak dan harga pasar berturut-turut sebesar Rp 1.728,-; dan Rp 333 sedangkan untuk IDKM, menghasilkan nilai yang overvalued sehingga tidak layak untuk dibeli. Sedangkan perhitungan dengan Price to Book Value (PBV) untuk IDKM, SCMA, dan MNCN adalah undervalued dengan selisih nilai layak dan harga pasar berturut-turut sebesar Rp 171,-; Rp 150,-; dan Rp 314,-. Berdasarkan perhitungan hasil harga layak saham dengan menggunakan metode Discounted Cash Flow, yakni Free Cash Flow to The Firm (FCFF), baik untuk IDKM, SCMA serta MNCN, menghasilkan nilai yang undervalued sehingga layak untuk dibeli. Selisih harga layak saham IDKM, SCMA serta MNCN secara berturut-turut adalah sebesar Rp 2.387, Rp 1.973, dan Rp 599. Sedangkan perhitungan dengan menggunakan Free Cash Flow to The Equity, baik untuk IDKM, SCMA serta MNCN, menghasilkan nilai yang undervalued sehingga layak untuk dibeli. Selisih harga layak saham IDKM, SCMA serta MNCN secara berturut-turut adalah sebesar Rp 571, Rp 1.104, dan Rp 211. |