Selama beberapa tahun terakhir, persaingan yang terjadi dalam dunia usaha semakin ketat. Hal ini memaksa perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, menyediakan dan mendistribusikan produk tepat waktu serta menetapkan harga yang kompetitif untuk menarik perhatian konsumen. Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kepuasan pelanggan serta mengetahui masalah sehubungan dengan kualitas, perusahaan perlu membuat perhitungan dan pelaporan biaya kualitas. Biaya kualitas merupakan biaya-biaya yang terjadi akibat adanya kemungkinan atau terjadinya kualitas yang buruk. Biaya kualitas diklasifikasikan menjadi prevention costs, appraisal costs, internal failure costs, dan external failure costs. Tujuan penelitian adalah menganalisis perhitungan dan pelaporan biaya kualitas pada perusahaan, menganalis perhitungan profil produktivitas setiap tahunnya, serta membuktikan apakah ada pengaruh biaya kualitas terhadap produktivitas perusahaan. PT Chandra Asri merupakan perusahaan produsen petrokimia di Indonesia yang memproduksi olefins, seperti ethylene, propylene, dan produk sekunder dari ethylene lainnya seperti polyethylene dan styrene monomer. Perusahaan telah mengeluarkan biaya dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan kualitas namun belum melakukan pencatatan dan pelaporan biaya kualitas secara khusus. Biaya–biaya tersebut tersebar dalam biaya produksi. Komposisi terbesar biaya kualitas terletak pada biaya biaya penilaian (appraisal costs). Sedangkan komposisi biaya kualitas terkecil terletak pada biaya kegagalan internal (internal failure costs). Profil produktivitas untuk bahan baku terus meningkat dari tahun 2006 hingga 2009. Sehingga terjadi penambahan laba yang disebabkan oleh peningkatan produktivitas bahan baku yaitu US$4.437.794 pada tahun 2007, US$3.978.220 pada tahun 2008, dan US$29.759.793 pada tahun 2009. Sedangkan profil produktivitas tenaga kerja mengalami penurunan dan peningkatan dari tahun 2006 hingga tahun 2009 sehingga memberikan dampak kenaikan laba pada tahun 2007 sebesar US$721.434,1; sedangkan tahun 2008 mengalami penurunan sebesar US$44.006,06, dan kembali mengalami kenaikan sebesar US$567.341,55 pada tahun 2009. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa biaya kualitas berkolerasi dengan produktivitas bahan baku. Sedangkan biaya kualitas tidak berkolerasi dengan produktivitas tenaga kerja. Kedua korelasi tersebut dengan nilai parameter negatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antar variabel adalah berlawanan arah, jika biaya kualitas meningkat produktivitas akan menurun, begitupun sebaliknya. Dengan mengetahui pengaruh antara biaya kualitas dan produktivitas maka perusahaan di harapkan melaksanakan perbaikan terus-menerus dalam program kualitas yang telah ada dalam perusahaan sehingga kegiatan perusahaan dapat berjalan secara optimal dan mampu meningkatkan produktivitas sekaligus laba perusahaan. |