Penelitian ini meneliti tentang harga layak saham Perusahaan, berkaitan dengan tujuan investor yang akan menanamkan modalnya di sebuah Perusahaan dengan mengharapkan tingkat return yang layak di masa yang akan datang. Obyek penelitian adalah Industri Semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP), PT Holcim Indonesia Tbk. (SMCB), dan PT Semen Gresik (Persero) Tbk. (SMGR). Ketiga Perusahaan ini bergerak di bidang semen dan memproduksi berbagai jenis semen yang berkualitas. Perhitungan harga layak saham Industri Semen menggunakan tiga metode, yaitu Price Earning Ratio (PER), Dividend Discounted Model (DDM), dan Free Cash Flow to The Firm (FCFF). Hasil penelitian berdasarkan perhitungan harga layak saham dengan menggunakan metode Price Earning Ratio (PER) untuk INTP, SMCB, dan SMGR adalah undervalued dengan selisih nilai layak dan harga pasar berturut-turut sebesar Rp 14.648,-; Rp 3.364,-; dan Rp 1.426. Penilaian dengan metode Dividend Discounted Model (DDM) untuk INTP menghasilkan nilai yang overvalued sehingga tidak layak untuk dibeli. Sedangkan untuk SMGR, metode ini tidak dapat digunakan karena menghasilkan harga layak saham yang negatif. Namun untuk SMCB, metode DDM tidak dapat dilakukan karena SMCB tidak membagikan dividen kas dari tahun 2004 hingga tahun 2009. Berdasarkan perhitungan hasil harga layak saham dengan menggunakan metode Free Cash Flow to The Firm (FCFF), baik untuk INTP, maupun SMCB serta SMGR, menghasilkan nilai yang undervalued sehingga layak untuk dibeli. Harga layak saham INTP, SMCB serta SMGR secara berturut-turut adalah sebesar Rp 14.663, Rp 2.082, dan Rp 11.897. |