Model pembelajaran inquiry discovery merupakan pembelajaran yang bertujuan agar siswa dapat mencari dan menemukan jawaban atas permasalahan yang dipelajari, dengan menggunakan lima tahapan yaitu (a) perumusan masalah untuk dipecahkan siswa, (b) menetapkan jawaban sementara/hipotesis, (c) mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan/hipotesis, (d) menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi, dan (e) mengaplikasikan kesimpulan/generalisasi dalam situasi baru. Pemahaman konsep yaitu pemahaman akan satuan arti atau gagasan yang mewakili sejumlah objek dengan melibatkan proses berpikir dalam mengorganisir dan mengolah data yang dialami yang terdiri dari konsep secara fisik dan non fisik. Pembelajaran IPA adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa dan guru belajar secara aktif dan saling berinteraksi, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar dan bertujuan menambah pengetahuan IPA siswa didik. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan model pembelajaran inquiry discovery untuk pemahaman konsep IPA materi bumi dan alam semesta yang mencakup gerak semu matahari dan bayangbayang benda. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas IIC SD St Theresia yang berjumlah 28 orang siswa, serta peneliti dan satu observer. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus pembelajaran. Pada siklus I siswa dilatih untuk dapat mengidentifikasi gerak semu matahari, terjadinya siang dan malam. Siswa melakukan lima tahapan inquiry discovery untuk menemukan konsep gerak semu matahari dan bumi berputar pada porosnya yang akan mengakibatkan terjadinya siang dan malam dengan melakukan percobaan menggunakan jeruk, senter, dan tusuk sate. Pada siklus II dilakukan untuk lebih memantapkan lima tahapan inquiry discovery sama seperti siklus I, siswa dilatih untuk dapat mendefinisikan dan memahami konsep bayangbayang benda dan perbedaan panas matahari pagi-siang-sore dengan percobaan menggunakan lampu senter, botol kecap, kertas manila, spidol, dan penggaris. Hasil dari nilai rata-rata pre test pada siklus I yaitu 50 dan nilai rata-rata post test pada siklus I yaitu 83,75. Hasil dari nilai rata-rata pre test siklus II yaitu 61,96 dan nilai rata-rata post test pada siklus II yaitu 79,64. Hasil dari nilai post test siklus I lebih tinggi daripada dan nilai post test siklus II, hal ini disebabkan oleh materi pada siklus I lebih mudah daripada materi pada siklus II. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IIC SD Santa Theresia dapat memahami konsep IPA materi bumi dan alam semesta dengan penerapan model pembelajaran inquiry discovery .Disarankan bagi guru agar dapat menggunakan model pembelajaran inquiry discovery sehingga kegiatan pembelajaran IPA dapat bermakna dan menyenangkan. |