Mercedes-Benz merupakan perusahaan multinasional yang telah melakukan ekspansi perusahaan ke negara lain. Kegiatan ini termasuk ke dalam bisnis internasional karena melampaui batas negara. Strategi Mercedes-Benz dalam memasuki pasar Indonesia yaitu dengan penanaman modal asing, dengan kepemilikan saham 100% asing dengan proporsi yaitu 89,21% dimiliki oleh Daimler AG- Stuttgart dan 10,79% dimiliki Daimler Project Consult- Jerman. Salah satu faktor yang mendorong perusahaan memutuskan untuk ekspansi ke Indonesia yaitu dilihat dari jumlah populasi penduduk yang besar serta tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik untuk ukuran negara berkembang. Selain itu, banyak faktor yang patut dipertimbangkan sebelum akhirnya perusahaan memutuskan untuk ekspansi ke negara lain. Faktor itu meliputi adaptasi produk yang akan mereka jual agar dapat tepat sasaran sesuai yang diinginkan perusahaan seperti menyesuaikan dengan karakteristik konsumen, kondisi geografis negara, daya beli konsumen, dll. Disamping itu, perusahaan harus menyiapkan strategi bauran pemasaran yang tepat sasaran agar mampu bersaing dengan kompetitor mereka Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dimana hasil dari penelitian ini adalah dalam bentuk deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Data primer didapatkan melalui wawancara mendalam dengan narasumber internal perusahaan yang dianggap mempunyai semua informasi penting berkaitan dengan topik penelitian. Data sekunder didapatkan dari studi kepustakaan berupa buku, jurnal, serta artikel di majalah yang dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas mengenai topik penelitian. Cross check data dilakukan penulis dengan melakukan wawancara dengan konsumen yang menggunakan mobil Mercedes-Benz. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hingga saat ini Mercedes-Benz merupaka leader untuk segmen mobil papan atas atau kategori Luxury Brand. Dengan pangsa pasar Mercedes mencapai 68% dari market size di kelas sedan premium. Mobil Mercedes-Benz bisa dianggap sebagai mobil maskulin karena 70% target konsumennya adalah pria. Target sasaran dari Mercedes-Benz adalah konsumen yang menginginkan value, yaitu prestige yang tinggi. Dengan desain elegan dan teknologi canggihnya, Mercedes-Benz mampu memberikan sebuah image prestige di benak konsumen. Selain itu, cara Mercedes-Benz mempertahankan pelanggannya yaitu dengan membina hubungan dekat dengan mereka melalui serangkaian program dan event yang dianggap berhasil di mata konsumen. Sehingga keberhasilan itulah yang secara signifikan meningkatkan kesetiaan pelanggan. Namun, Mercedes-Benz pernah mengalami kegagalan dalam hal kualitas. Tetapi dengan perubahan besar serta inovasi terus menerus, mereka dapat mengembalikan nama baiknya. Mercedes-Benz juga menghadapi kendala dalam menjalankan bisnis di Indonesia, yaitu pertentangan antara nilai yang dianut perusahaan dengan kondisi yang ada di Indonesia. |