Perusahaan sering kali berupaya mempertahankan dan meningkatkan eksistensinya dimata masyarakat dengan beragam upaya, termasuk salah satunya dengan mempertahankan konsistensi harga sahamnya dipasar saham. Dalam penelitian kali ini, akan membahas bagaimana stock split mempengaruhi abnormal return dan apakah benar dengan adanya stock split, likuiditas perusahaan akan meningkat. Stock split itu sendiri adalah proses pemecahan saham dimana jumlah saham yang dipecah akan semakin banyak, dan harga saham akan turun sesuai dengan rasio pemecahan saham tadi. Sedangkan abnormal return adalah tingkat pengembalian tidak normal yang akan diterima oleh investor, dimana abnormal return berasal dari selisih antara actual return dan expected return. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari JSX Statistic, perusahaan yang melakukan stock split tahun 2004-2006. Dengan menggunakan Single Index Market Model untuk mencari expected return, akan didapat selisih actual return dengan expected return yang sering disebut sebagai Abnormal return. Hasil dari penelitian yang menggunakan SPSS 16.0 yaitu paired sample t-test dengan menguji perbedaan sebelum dan sesudah stock split menyebutkan tidak ada perbedaan yang signifikan abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Tetapi ada perbedaan yang signifikan atas frekuensi perdagangan saham yang juga mempengaruhi likuiditas saham tersebut |