Para pekerja yang sering dan terus menerus terpapar kebisingan di tempat kerja, seperti pekerja penyedia jasa angkutan umum, berpotensi besar menderita gangguan pendengaran, bahkan ketulian. Salah satu angkutan umum yang memiliki tingkat kebisingan cukup tinggi yaitu bajaj. Atas dasar masalah tersebut, diadakan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara lama paparan bising mesin bajaj dengan gangguan pendengaran. Desain penelitian adalah cross-sectional. Responden penelitian adalah pengemudi dan penumpang bajaj di Kecamatan Penjaringan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner serta pemeriksaan audiometri, dan selanjutnya dianalisis melalui uji statistik Chi-Square. Dari hasil penelitian didapatkan p<0,05; ?=0,05 untuk faktor risiko lama paparan bising, perilaku merokok, serta usia. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara lama paparan bising, perilaku merokok, dan usia terhadap penurunan derajat pendengaran pengemudi dan penumpang bajaj di Kecamatan Penjaringan tahun 2010. Dengan diketahui bahwa lama paparan bising berpengaruh terhadap gangguan pendengran, sebaiknya diadakan sosialisasi untuk mencegah dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan gangguan pendengaran yang dapat ditimbulkan oleh bising, khususnya bising mesin bajaj. |