Anda belum login :: 29 Apr 2025 09:39 WIB
Detail
BukuPeningkatan Hormon Androgen dan Alopesia pada Wanita
Bibliografi
Author: LAUWRENZ, STEVIA VERDIANA ; YAST, CHELSIE MELISSA ; Bororing, Sheela R (Advisor); Prastowo, Nawanto Agung (Advisor)
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Sarjana Kedokteran - Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2010    
Jenis: Theses - Karya Tulis Ilmiah Kedokteran (KTI-FK)
Fulltext: Stevia_Verdiana_Lauwrenz_&_Chelsie_Melissa_Yast_KTI_2010.pdf (737.76KB; 0 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan FK
    • Nomor Panggil: KTI-FK-151
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Keadaan rontoknya rambut dalam batas tertentu merupakan bagian dari siklus rutin pertumbuhan rambut manusia. Kerontokan rambut dapat memberikan dampak psikososial dan mengurangi faktor estetik, karena dapat menurunkan tingkat kepercayaan diri seseorang, terutama wanita. Kerontokan rambut yang melebihi 100 helai per hari dan bersifat progresif dikenal sebagai alopesia.
Alopesia mempunyai beberapa tipe dan prevalensi jenis alopesia yang paling sering dialami oleh wanita adalah alopesia androgenetika. Penyebab terjadinya alopesia androgenetika berkaitan dengan peningkatan hormon androgen.
Hormon androgen merupakan hormon utama yang meregulasi siklus pertumbuhan rambut. Hormon androgen yang berperan secara langsung adalah dihidrotestosteron (DHT). Pada wanita yang mengalami alopesia androgenetika, peningkatan DHT disebabkan oleh peningkatan dari 5a-reduktase yang berfungsi untuk mengubah testosteron menjadi DHT. Adanya peningkatan DHT akan meningkatkan gen Reseptor Androgen (RA) untuk memproduksi lebih banyak RA. DHT dan RA akan saling berikatan membentuk kompleks DHT-RA yang semakin banyak juga. Adanya peningkatan pembentukan kompleks tersebut meningkatkan proses transkripsi gen-gen yang meregulasi pertumbuhan rambut.
Reseptor Androgen pada alopesia androgenetika mengalami polimorfisme regio poliglutamin (CAG) pada daerah N-terminal reseptor androgen. Hal ini mengakibatkan fungsi dari reseptor androgen mengalami penurunan efektifitas sehingga transkripsi gen yang meregulasi pertumbuhan rambut tidak berjalan optimal dan mengakibatkan adanya pengecilan diameter batang rambut dan pemendekan fase anagen. Hal inilah yang berkontribusi pada terjadinya alopesia androgenetika.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.078125 second(s)