Salah satu pekerjaan yang diidentifikasi sebagai sebuah profesi yang dapat menimbulkan stres adalah mengajar. Aspek-aspek negatif dari pekerjaan seperti para siswa yang tidak termotivasi dan sulit, berkurangnya sumber daya, meningkatnya ukuran kelas dan praktek-praktek administratif yang ketat merupakan hal-hal yang menimbulkan stress bagi para guru yang mengalaminya. kurang perhatiannya pada kondisi kerja dan lingkungan kerja memiliki pengaruh terhadap well-being dari guru prasekolah. Sebagai hasil dari aspek-aspek yang membuat stres, kelelahan psikologis bisa muncul, ditunjukan dengan merosotnya kinerja dalam pekerjaan (moral yang rendah, keegoisan,dan keluar dari mengajar), kondisi psikologis negatif (depresi, frustasi ,dan rasa marah) dan kondisi fisik (sakit kepala, gejala-gejala psikomatis). Kelelahan psikologis diantara para guru telah diajukan sebagai salah satu alasan bagi para guru yang memiliki kapabilitas meninggalkan profesi untuk karir lainnya. Paparan di atas menunjukkan bahwa seorang guru setingkat prasekolah memiliki beban yang cukup berat. Di samping peranan guru yang cukup penting dalam proses belajar mengajar, guru juga memiliki permasalahan yang timbul akibat profesi yang disandangnya, seperti rasa percaya diri yang rendah, beban kerja yang menumpuk dan fasilitas gedung yang kurang memadai. Guru mengalami tekanan fisik dan mental sebagai akibat dari kondisi kerja yang bisa menyebabkan seorang guru mengalami gangguan pada psychological well-being. Dalam teorinya, Ryff menyatakan psychological well-being memiliki enam dimensi yaitu Dimensi Penerimaan Diri (Self Acceptance), Dimensi Kemandirian (Autonomy), Dimensi Hubungan Positif dengan Orang Lain (Positive Relation with Others), Dimensi Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery), Dimensi Tujuan Hidup (Purpose in Life), dan Dimensi Pertumbuhan diri (Personal Growth). Untuk melihat gambaran psychological well-being guru prasekolah ini peneliti menggunakan Alat ukur The Scale of Psychological Well-Being atau biasa disingkat SPWB. Alat tes ini terdiri dari 122 item yang mengukur enam dimensi PWB. Penelitian ini dilakukan terhadap guru prasekolah X yang memiliki karakteristik usia guru antara 20 – 40 tahun dan diatas 40 tahun. Jumlah sampel yang digunakan adalah 53 orang. Dari hasil pengolahan data berdasarkan karakteristik responden dan masing-masing dimensi, didapatkan kesimpulan bahwa psychological well-being pada guru prasekolah X cenderung tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan psychological well-being untuk karakteristik usia, jenis kelamin, status pernikahan, etnis, dan tingkat pendapatan. Nilai sampel dari keseluruhan dimensi ditemukan lebih besar daripada nilai teoritis. Untuk tingkat kepentingan, seluruh responden menjawab dimensi pertumbuhan pribadi merupakan dimensi yang paling penting dan dimensi tujuan hidup merupakan dimensi yang paling tidak penting. |