Garuda Indonesia. Pada tanggal 4 Juli 2007, Garuda sebagai satu-satunya maskapai penerbangan Indonesia yang diperbolehkan terbang ke Eropa, masuk dalam daftar hitam pencekalan penerbangan ke Eropa karena alasan faktor keselamatan. Jalan terbaik satu-satunya adalah dengan memperbaiki kinerja maskapai penerbangan. Dalam pelayanan penerbangan, awak kabin menempati posisi sangat menentukan mengingat keberadaannya sebagai front liner (garis depan) yang langsung berhubungan dengan penumpang selama penerbangan (Pesona Dirgantara, 1996). Penampilan dan performance awak kabin berkaitan erat dengan pelayanan terbaik yang mereka bisa berikan kepada penumpang. Bekerja sebagai awak kabin membutuhkan kesabaran dalam menghadapi penumpang yang mempunyai karakter yang berbeda-beda selain tanggung jawab atas kesuksesan dalam menjalankan misi penerbangan. Kondisi pekerjaan seperti pramugari yang tergolong beresiko tinggi dan memiliki beban tanggung jawab atas keselamatan dan keamanan orang lain dapat menjadi sumber utama tekanan psikologis (Cooper, Dewe & O’Driscoll, 2001). Ackman (2002) menyatakan bahwa profesi sebagai awak pesawat termasuk dalam sepuluh pekerjaan yang paling berbahaya, dengan tingkat kematian 101 per 100.000 orang. Berkaitan dengan kondisi pekerjaan tersebut, penelitian ini berfokus pada psychological well being. Psychological well being adalah suatu konsep yang berkaitan dengan apa yang dirasakan individu mengenai aktivitas-aktivitasnya dalam kehidupan seharihari (Warr,1978). Robinson dkk (1991) berpendapat bahwa psychological well being penting untuk diteliti karena dapat menggambarkan kualitas kehidupan individu. Jika dikaitkan dengan kepuasan kerja, maka dari penelitian-penelitian sebelumnya dapat dilihat bahwa peningkatan psychological well being akan memberi dampak positif buat individu. Seperti berkurangnya turnover dan absen dari karyawan dan terbukti meningkatkan kepuasan kerja karyawan (Hacklovic, 1991; Cohen Chang, dan Ledford, 1997; King dan Ehrhard, 1997 dalam Lau dan May, 1998). Hasilnya dari penelitian ini dalah ternyata tingkat psychological well being para pramugari tersebut cenderung tinggi. Selain ini peneliti juga mendapatkan hasil tambahan berdasarkan analisa dari aspek usia, tingkat pendidikan, status pernikahan, etnis dan lama kerja. Hasilnya ada 3 aspek yang berbeda secara signifikan yaitu aspek usia, status pernikahan dan lama kerja. |